Hari Raya Galungan dan Kuningan Ratu Mahendradatta dan Naga Basuki Menyapa Wisatawan di Jatiluwih

KataBali.com- Tabanan-Bali- Keindahan sawah terasering di Desa Jatiluwih Kab. Tabanan memukau, menjadi pusat perhatian saat Hari Raya Galungan dan Kuningan. Tidak hanya menawarkan panorama alam menenangkan, kali ini Jatiluwih menyajikan sesuatu lebih istimewa: peragaan budaya menampilkan sosok-sosok ikonik dari sejarah dan mitologi Bali, yakni Ratu Mahendradatta dan Naga Basuki.

“Keduanya hadir dalam balutan kostum megah, mengajak wisatawan untuk menyelami lebih dalam kekayaan budaya dan spiritualitas Pulau Dewata yang tampil pada “Hari Manis Galungan” menggabungkan unsur sejarah dan Mitologi yang kaya, “ terang Manajer operasional Desa Wisata Jatiluwih, Jhon Purna, .

Ia menjelaskan, unsur sejarah dan mitologi Ratu Mahendradatta, permaisuri Raja Udayana berwibawa dan kuat, menggambarkan sosok wanita Bali pemberani melawan norma-norma masyarakat di zamannya.

“ Dengan kostum menawan, Ratu Mahendradatta digambarkan sebagai simbol kekuatan dan keberanian wanita mampu mengubah dunia. Pesan kuat ini diperkuat dengan konsep keseimbangan spiritual Bali mengacu pada Rwa Bhineda—harmoni antara kekuatan baik dan buruk yang membentuk keseimbangan alam semesta, ‘ jelas Jhon..

Di sisi lain, hadir pula Naga Basuki, Sang penjaga keseimbangan alam semesta dalam mitologi Hindu dan Jawa. Sosok ini ditampilkan melalui kostum yang pernah meraih penghargaan Best National Costume pada Miss Cosmopolitan World 2017, menghidupkan kembali mitos Naga sebagai pelindung alam dan penjaga harmoni antara manusia dan alam.

“ Di tengah tantangan lingkungan global saat ini, pesan Naga Basuki semakin relevan, mengajak setiap wisatawan untuk lebih peduli dan berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan, “ ujar Jhon..

Nampak Wisatawan ke Jatiluwih pada momen ini membawa pengalaman unik Mereka tidak hanya terpukau kemegahan kostum dan penampilan dua tokoh tersebut, tetapi diajak memahami lebih dalam kisah dan simbolisme dibalik sosok mitos Ratu Mahendratta. Antusias mereka terlihat saat sesi mengambil untuk berfoto bersama, menjadikan momen ini sebagai kenangan tak terlupakan dari perjalanan mereka di Bali.

Acara ini bagian dari komitmen desa terus menampilkan kekayaan budaya Bali kepada dunia,“Kami memberikan pengalaman mendalam kepada Wisatawan”Di Jatiluwih, mereka menikmati keindahan alam, tetapi merasakan spiritualitas dan kebudayaan Bali yang bertahan selama berabad-abad.Ini upaya kami melestarikannya dan mempromosikan kepada dunia,” jelasnya.

Peragaan budaya ini, Jatiluwih membuktikan bahwa desa ini lebih dari sekadar destinasi wisata alam. Desa ini menjadi tempat dimana keindahan alam dan budaya berpadu harmonis,menciptakan pengalaman mendalam penuh makna setiap pengunjung. Filosofi Tri Hita Karana, menekankan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan, terasa begitu hidup di setiap sudut desa ini, menjadikannya destinasi wajib bagi pencari pengalaman spiritual dan budaya dan sejarah berpadu dengan .

pemandangan sawah terasering membentang sejauh mata memandang, udara segar sejuk, serta kehangatan budaya mendalam, Jatiluwih mengundang wisatawan datang dan merasakan sendiri keajaiban ditawarkannya. Nn

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *