Deputi Gubernur Senior BI; Kendalikan Inflasi Wajib Kedepankan Sinergi Antar Lembaga dan Gotong Royong

KataBali.com – Denpasar – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, mengatakan pengendalian inflasi di Indonesia dilakukan dari sisi supply dan demand  mengedepankan sinergi antar lembaga dengan prinsip gotong royong. Oleh karena itu, GNPIP  untuk mengoptimalkan upaya dan aksi nyata dalam stabilisasi harga pangan dan mendorong produksi  meningkatkan ketahanan pangan secara terintegrasi serta berdampak nasional.

 “Kita harus mendorong sinergi pengembangan inovasi dan digitalisasi pertanian seperti yang telah dilakukan oleh TPID Bali Nusra melalui aplikasi B`Pung Petani dalam membangun ketahanan pangan di daerah”, ujar Destry didepan peserta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Bali dan Nusa Tenggara (Bali Nusra),diselengarakan Pemerintah Provinsi Bali bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, NTB, dan NTT, Jum,at ( 9/12 )  secara hybrid di Nusa Dua,

Destry menyebutkan,dampak dari penguatan sinergi tersebut sudah terasa, secara nasional inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) November 2022 tercatat sebesar 5,42% (yoy) menurun dari bulan sebelumnya sebesar 5,71% (yoy).

Destry menjelaskan, Inflasi volatile foods juga turun menjadi sebesar 5,7% (yoy) dari puncaknya di bulan Juli yang sekitar 12%, inflasi inti juga mulai stabil di level 3,30% (yoy) dari bulan lalu yang sebesar 3,31% (yoy). Destry menambahkan bahwa dengan berbagai kebijakan dan penguatan sinergi, maka tekanan inflasi akan terkendali dan berada di rentang sasaran 3,0±1% pada 2023, dan 2,5±1% pada 2024, dengan inflasi inti akan berada di rentang sasaran lebih awal pada paruh pertama 2023.

Anggota Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya,menilai pentingnya penguatan sinergi  menjaga momentum pemulihan ekonomi  daerah, salah satunya  pengendalian inflasi pangan. Transformasi ekonomi untuk menyeimbangkan struktur dan fundamental perekonomian Bali perlu didukung digitalisasi sumber data agar perumusan program lebih efektif dan terarah.

Ia mengapresiasi  langkah Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi Bali gigih mendorong transformasi ekonomi dengan mengaktifkan kembali sektor pertanian, kelautan dan perikanan sebagai implementasi dari visi Pembangunan Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.

Gubernur Bali, Wayan Koster yang hadir sacara daring (taping)  mengatakan,  pengendalian inflasi di Bali  difokuskan pada penguatan sinergi menjaga inflasi volatile food (VF).Dalam HLM TPID Agustus 2022, Provinsi Bali telah mencanangkan GNPIP melalui  program strategis  gerakan tanam cabai “Merdeka 77.000”  diserahkan kepada Bupati/Walikota se-Bali serta penandatanganan deklarasi dukungan Kerja sama Antar Daerah (KAD) oleh Bupati/Walikota se-Bali guna menjaga stabilitas harga pangan, “Kedepan,TPID Provinsi Bali akan terus bersinergi dengan seluruh stakeholders untuk menjaga inflasi Provinsi Bali agar dapat kembali ke sasaran yang ditetapkan”, tutup Koster.

     Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Tomsi Tahir Balaw,meapresiasi kegiatan GNPIP dan Rakorwil Bali Nusra, menunjukkan komitmen daerah pengendalian inflasi. Hal ini dengan pertimbangan urgensi stabilitas harga pangan yang berkontribusi cukup tinggi terhadap inflasi. Selain itu, Tomsi minta Kepala Daerah untuk menunjukkan kemampuan terbaik dalam pengendalian inflasi di masing-masing daerahnya.

 Acara dihadiri   Inspektur Jenderal Kementarian Dalam Negeri, Deputi Bidang 3 Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sekretaris Daerah Provinsi NTB dan NTT, dan anggota TPID se Bali- Nusra,Wawali Mataram, Pj Walikota Kupang, Bupati Sumba Barat, Walikora Palembang,Pengusaha BUMD Pangan dan UMKM binaan BI . rs

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *