Gelar Rakerda Ke 2-Tahun 2024, DPD ASITA Bali Suarakan Lima Point Urgent Jadi Perhatian Pemerintah Terhadap BPW

KataBali.com – Denpasar- Mengambil Tema “ Leadimg”The Way to Sustainable Tourism “ DPD ASITA Bali Rabu ( 17/4 ) menggelar Rakerda ke 2 di The Meru Sanur Denpasar.Tema sejalan dengan keinginan pemerintah mewujudkan destinasi pariwisata Bali berkualitas dan berkelanjutan ini sesuai dengan keinginan pemerintah untuk mewujudkan destinasi pariwisata Bali yang berkualitas dan berkelanjutan.

Rakerda II DPD ASITA Bali diikuti 214 anggota dari 300 anggota yang datanya pemutakhiran sampai tahun 2024, ”ASITA sebagai lokomotif pariwisata juga duta promosi pariwisata Bali dan Indonesia. ASITA memiliki peran strategi, maka tema penting diimplementasikan dengan baik ungkap Ketua DPD ASITA Bali, I Putu Winastra Selasa ( 16/4) kepada media saat pers conference di The Meru Sanur.

Ia menyebut rasa keprihatinan dan terkejut karena 153 anggota Biro Perjalanan Wisata ini, (BPW ) masih tidak aktif atau tutup dari 453 anggota, “ Sungguh dahsyat dampak pandemi yang lalu, hal ini mengindikasikn.pariwisata Bali belum recovery ( pulih ) 80 sampai 90 persen,” terangnya.

Untuk itu, kata Putu Winastra, ia bersama pengurus akan menyuarakan dan mengaevulasi

Program kerja dalam Rakerda yang dihadiri KemenParKraf Sandiaga Uno. Dalam Rakerda selain penyampaian program kerja yang dijalankan tahun 2023,terdapat beberapa poin disuarakan kepada pemerintah, di antaranya,Pertama bagaimana pemerintah bisa memproteksi biro perjalanan wisata (BPD) anggota ASITA terkait privilege atau perlakuan khusus atau harga entrance tiket eluruh DTW di Bali.

 “ Bukan. Tanpa hal ini kami ajukan, sebab nyatanya, BPW telah dinaungi oleh Perda dan Pergub, jangan sampai aturannya ada tapi di lapangan tidak bisa ‘menggigit’. Hal inilah kami perjuangkan,” ungkap Winastra. Kedua bgaimana law enforcement (penegakan hukum) terhadap pelanggar hukum berdampak pada reputasi pariwisata Bali secara menyeluruh menjadi turun,

Ketiga anggota ASITA Bali agar bisa difasilitasi saat mempromosikan pariiwisata dalam maupun luar negeri,“Sebab selama ini pemerintah terkadang mengikutsertakan biro perjalanan yang bukan anggota ASITA,, ‘ ungkap Winastra. Ke-empat bagaimana caranya ASITA bisa memberikan service terbaik baik dimulai saat wisatawan tiba di airport. Sangat diperlukan fasilitas zona khusus menempatkan para penjemput atau representative dari BPW sehingga bisa diketahui wisatawan di-handle BPW atau datang lewat internet.

Untuk yang satu sangat penting ditangani, karena Perda mengisyaratkan bagaimana menata kelola pariwisata Bali agar Perda terimplementasikan dengan baik.“ Jangan sampai Perda ada tapi implementasinya tidak ada.Untuk itu dalam Rakerda ini sangat penting untuk disuarakan kepada pemerintah juga stakeholder lainnya,” tandas Winastra.

Selanjutnya Ke-lima ditegaskan ASITA Bali memiliki program kerja unggulan yaitu Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) Juni 2024,sebuiah event bergengsi skala internasional satu-satunya di Indonesia,“Sebuah kebanggaan BBTF eksis hingga memasuki tahun ke-10,yang diharapkan pemerintah serta stakeholder pariwisata mendukung keberlanjutan event BBTF berdampak positif terhadap pariwisata Bali dan Indonesia,” papar Winastra .

Tidak main main kata. Winastra. BPW anggota ASITA Bali sudah berkontribusi terhadap devisa Negara mencapai 50 persen dari sektor pariwisata,“Ironisnya selama ini masih dianggap sebelah mata bahkan tidak lebih dikenal dibanding asosiasi lain. Padahal, ASITA ibarat ‘ Chef‘ yang meracik paket tour menarik dijual kepada wisatawan, kami punya 12 pangsa pasar yang berbeda,” kata Winastra.

“ Dari ratusan BPW di Bali, sekitar 76% pemiliknya orang Bali.Selibihnya dari nasional dan asing. Untuk itu kami sangat berkepentingan memperjuangkan kepentingan anggota ASITA untuk keberlanjutan Pariwisata Berkelanjutan

  Rangkaian Rakerda dan HUT ke-53 ASITA dilaksanakan  kegiatan social dan entertaimen yakni  ASITA Care Kunjungan ke Yayasan Kanker 18 April 2024, Beach Clean Up dan Donor Darah pada 20 April 2024, Fun Run pada 21 April 2024 dengan target sebanyak 1.000 peserta dan rencananya dihadiri  Menparekraf Sandiaga Uno  dengan berbagai hadiah dan doorfrizee

“Persiapan untuk seluruh kegiatan, mulai dari Rakerda hingga kegiatan-kegiatan lainnya terus kami lakukan dan kami mantapkan agar nantinya dapat berjalan dengan baik sesuai rencana,” ucap Ketut Sedia Yasa ,Ketua Panitia Rakerda.

Penasehat Asita Bali, Ketut Ardana menyinggung terkait pungutan bagi wisatawan asing berkunjung ke Bali dengan tujuan wisata sebesar Rp 150 ribu agar sistem pembayarannya dievaluasi lagi.Pungutan bagi wisatawan asing sejak 14 Februari 2024 lalu, ditujukan kepentingan pemeliharaan budaya dan alam Bali ini dalam perjalanannya perlu penyempurnaan-penyempurnaan.

Ardana menyebut,sistem (pembayaran dengan aplikasi) Love Bali belum digunakan dengan baik,“ Pengalaman saya sebagai pengusaha travel agent, sudah membayar (pungutan) tapi vochernya (bukti pembayaran) belum keluar, sedangkan kita sebagai pengusaha takut juga.“ Konter pembayaran pungutan di Terminal Internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai bisa juga diisi di domestik, karena ada tamu yang turun di daerah lain.Maka pelan-pelan pelaksanaan pungutan menjadi lebih baik,” tambahnya. nn

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *