Ekonomi Global Tumbuh Melambat, OJK Menilai Sektor Jasa Keuangan Nasional Terjaga dan Kokoh

KataBali.com-Jakarta-Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 3 Januari 2024 lalu,menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga, didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko terjaga dan mampu menghadapi potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

“ Indikator perekonomian menunjukkan moderasi pertumbuhan ekonomi di beberapa negara, khususnya di negara Uni Eropa dan Tiongkok. Perlambatan pertumbuhan ekonomi mendorong inflasi turun mendekati target inflasi sehingga memberikan ruang bagi bank sentral untuk lebih akomodatif, “ ungkap Ketua Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan, Mahendra Siregar, dalam jumpa pers RDK Bulanan Desember 2023 secara virtual, Selasa ( 9/1) 2024.

Bersama dengan Anggota Dewan Komisaris OJK, Mahendra menyebutkan, di AS, The Fed mengisyaratkan akan menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 75 bps di 2024 dengan pasar menilai ekonomi AS masih cukup resilient dan diperkirakan tidak akan mengalami resesi.

Namun demikian, pasar masih mencermati perkembangan geopolitik ke depan, seperti eskalasi ketegangan di laut merah imbas dari konflik Palestina-Israel, serta penyelenggaraan pemilihan umum yang mencakup 50 persen populasi dunia terutama di beberapa negara utama seperti AS, Uni Eropa, India, dan Taiwan.

Secara umum sentimen di pasar keuangan gobal cenderung positif pada Desember 2023 didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga Fed Funds Rate (FFR) dan narasi soft landing di AS, sehingga mendorong kembalinya aliran dana masuk ke Emerging Markets (EM) dan penguatan pasar keuangan global, termasuk pasar keuangan Indonesia. Volatilitas baik di pasar saham, surat utang, maupun nilai tukar juga terpantau menurun.

Sementara, kata Mahendra Siregar, di domestik, leading indicators perekonomian nasional masih cukup positif, ditunjukkan dalam neraca perdagangan yang masih surplus dan PMI Manufaktur g masih ekspansif. Tingkat inflasi juga terjaga rendah di level 2,61 persen yoy (November 2023: 2,28 persen yoy),“ Namun demikian, masih perlu dicermati perkembangan permintaan domestik ke depan seiring masih berlanjutnya penurunan inflasi inti, penurunan optimisme konsumen, serta melandainya pertumbuhan penjualan ritel dan kendaraan bermotor, “ tegas Mahendra.nn

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *