Hadiri Puncak Karya Pura Uluwatu, Wabup Suiasa Dukung Langkah Pengurangan Kantong Plastik

keterangan foto: Wakil Bupati I Ketut Suiasa melaksanakan persembahyangan saat puncak Karya Pujawali di Pura Luwur Uluwatu, Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Selasa (10/3).

KataBali.com – Badung- Wakil Bupati I Ketut Suiasa melaksanakan persembahyangan bersama serangkaian puncak Karya Pujawali di Pura Luwur Uluwatu, Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Selasa (10/3).

Diawali dengan persembahyangan bersama, Wabup Suiasa didampingi Sekab Badung I Wayan Adi Arnawa turut dalam pelaksanaan bakti pakelam yang dilakukan secara bersama sama dengan Walikota Denpasar IB. Rai Dharmawijaya Mantra, Sekot, Denpasar A.A. Rai Iswara, para pemangku serta penglingsir Jro Kuta Denpasar.

Turut hadir dalam pujawali tersebut  seluruh Pimpinan OPD Pemerintah Kab. Badung, anggota DPRD Badung I Made Sumerta, Camat Kuta Selatan I Gede Artha, penglingsir Jro Kuta Denpasar Anak Agung Ngurah Joko, tokoh adat, serta masyarakat  pemedek sedharma. Selain melakukan persembahyangan, Wabup Suiasa juga berkesempatan untuk mepunia sebesar Rp. 200 juta.

Pelaksanaan Pujawali yang berbeda dari sebelumnya, untuk kali ini penerapan untuk pengurangan sampah plastik terus dilakukan. Bahkan pemedek yang tangkil diharapkan untuk tidak membawa sarana upacara dengan kantong plastik.

Terkait upaya tersebut, Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa mendukung langkah dari panitia pujawali. Mengingat, langkah ini juga untuk mengimplementasikan Pergub dan juga Perbup terkait pengurangan kantong plastik. “Kami sangat mendukung langkah dari panitia untuk mengkampanyekan pengurangan kantong plastik,” katanya.

Lebih lanjut Wabup Suiasa berharap melalui pelaksanaan pujawali ini, dengan menghaturkan rasa bakti sebagai umat sedarma, selalu mendapat kerahayuan dan kesejahteraan, ditengah keprihatinan dan merebaknya wabah corona.

“Dengan astiti bhakti kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa dapat memberikan tuntunan dan keselamatan bagi semua masyarakat. Tentunya dengan dilaksanakannnya pujawali ini dapat memberikan vibrasi kesucian yang positif termasuk memberikan penyadaran kepada kita untuk melaksanakan hari suci dengan berbekal pikiran yang suci, tulus dan iklas,” ucapnya.

Sementara, Pengelingsir Puri Agung Jro Kuta selaku Pengempon Pura Uluwatu, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya atau yang sering dipanggil Turah Joko mengatakan, pelaksanaan pujawali ini rutin dilaksanakan setiap 6 bulan sekali yang digelar Pihak Puri bersama Desa Adat Pecatu. Puncak pujawali yang jatuh pada hari Selasa (10/3) akan njejer selama tiga hari dan akan nyineb pada hari Jumat (13/3) mendatang.

Pelaksanaan pujawali kali ini menurutnya, tetap mengacu pada apa yang dicanangkan pemerintah Provinsi Bali yakni Nangun Sat Kertih Loka Bali yang betul-betul harus diimplementasikan. Terutama terkait hal-hal yang berkaitan dengan plastik betul-betul harus dikurangi.

Seperti pada pujawali sebelumnya di area pintu masuk, panitia sudah menyiapkan  petugas yang akan mengecek barang bawaan. Yang mana bila pemedek masih membawa sarana upacara menggunakan plastik, pecalang meminta untuk menitipkan plastiknya. Sehingga saat masuk ke area Pura Uluwatu, akan sudah bersih.

Bendesa Adat Pecatu Made Sumerta menambahkan, kepada pemedek diimbau untuk membawa sarana upakara tanpa menggunakan kantong plastik. Namun demikian, kalaupun masih ada pemedek yang membawa sarana upacara dengan kantong plastik,  pihaknya sudah menyiapkan sarana pengganti berupa keben atau sok untuk tempat sarana upacara. Keben ini kata dia, boleh dipinjam selama melaksanakan persembahyangan.

“Ini bisa dipinjam sebagai sarana pengganti plastik. Setelah selesai sembahyang, bisa dikembalikan lagi,” ujarnya.hbd

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *