Lestarikan Budaya, Akhiri Debat Kandidat Cawagub Sudikerta Pilih Berbahasa Bali

KataBali.com– Pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Bali Nomor Urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dan I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta), mampu menerjemahkan komitmen pelestarian budaya Bali, dengan aksi nyata dan tidak perlu retorika.

Ini tak seperti pasangan calon lain, yang dalam berbagai kesempatan kampanye selalu mengembor-gemborkan pelestarian budaya Bali. Namun hal tersebut ternyata masih sebatas wacana atau retorika belaka.

Soal komitmen pelestarian budaya ini pun ditunjukkan pasangan Mantra-Kerta melalui hal sederhana, dalam Debat Terbuka Pilgub Bali 2018 yang diselenggarakan KPU Provinsi Bali di Ballroom Goodway Hotel, Nusa Dua, Bali, Sabtu (28/4/2018) malam.

Buktinya, Calon Wakil Gubernur Bali Nomor Urut 2, Ketut Sudikerta, dengan tanpa canggung dan malu menggunakan Bahasa Bali untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat Bali, ketika pembaca acara mempersilakannya berbicara mengenai alasan kenapa masyarakat Bali harus memilih pasangan Mantra-Kerta.

 
Dalam sesi terakhir debat, tanpa diduga Sudikerta lebih memilih menggunakan Bahasa Bali, ketimbang Bahasa Indonesia. Suatu hal yang cukup unik dan menarik bagi seorang politisi atau calon wakil gubernur.

Baru satu kalimat Sudikerta menyampaikan pesan dengan Bahasa Bali, publik dan para pendukungnya termasuk penonton lain serta merta bersorak dan memberikan apresiasi.

“Inggih santukan ring pemargin Titiang makudang-kudang warsa ngemargiang swadharma dados pengayah ring jagat Bali, ring Kabupaten Badung, naler Ida (Rai Mantra-red) ring Kota Denpasar, I Ratu sareng sami sampung uning ring dewek titian, Rai Mantra lan Sudikerta.

“Titiang sareng sami sampun ngayah ring pemerintahan sekadi mangkin,” kata Sudikerta, sambil tersenyum lepas.

Jika diterjemahkan secara bebas, Sudikerta menyampaikan bahwa dirinya sudah bertahun-tahun mengabdi (ngayah) di pemerintah Provinsi Bali dan Kabupaten Badung. Begitu juga Rai Mantra di pemerintah Kota Denpasar.

Maka masyarakat Bali dan para hadirin dalam acara debat sudah mengenal Rai Mantra dan Sudikerta, yang sudah benar-benar mengabdi di pemerintahan seperti saat ini.

Sudikerta kembali melanjutkan dalam Bahasa Bali, yang intinya memohon doa restu masyarakat Bali agar Mantra-Kerta bisa melanjutkan pembangunan Bali lima tahun ke depan.

Harapannya mampu mewujudkan kesejahteraan lahir batin (sekala niskala) bagi masyarakat Bali, melalui implementasi program Nawa Candra.

“Mangda presida sida santi lan jagadhita melarapan antuk ngemargiang program Nawacandra. Mangda prasida krama Bali sukerta skala lan niskala,” pungkas Sudikerta, yang kembali disambut terikan dan tepuk tangan riuh penonton debat. (*)

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *