13 Aliansi Transport Lokal Bali Tuntut Pemblokiran Grab dan Uber

KataBali.com – 13 aliansi yang tergabung dalam asosiasi dan organisasi transport lokall se-Bali menyatakan siap “Turun Kabeh” untuk menuntut pemerintah pusat dan daerah Provinsi Bali agar menutup atau memblokir aplikasi angkutan online di Bali.
Dari 13 aliansi transport lokal tersebut, Transportasi Lohjinawi yang dibentukan Warga Tuban, Badung juga menutuskan ikut bergabung dengan aliansi sebagai wujud solidaritas bersama yang menerima pil pahit kebijakan perpanjangan sosialisasi PM (Peraturan Menteri) Perhubungan No.32/2016 sampai awal April mendatang.
Bahkan, Transport Lohjinawi sudah rutin melakukan sweping untuk menangkap sopir angkutan online masuk Airport Ngurah Rai. “Sebagai gerakan solidaritas kita sudah rapatkan dengan Pengurus Lohjinawi semua. Jadi kita putuskan ikut bergabung, karena gerakan solidaritas ini juga kita di bandara sudah terganggu dengan adanya taksi online,” ucap Ketua Koperasi Transportasi Lohjinawi, I Nyoman Sudiana kepada awak media.
“Kita betul-betul terganggu dengan angkutan online itu. Jadi kalo teman-teman mempunyai kondisi yang sama dan pengalaman pahit dengan adanya angkutan online, maka harus toleransi dong! Jadi kita ikut sehingga teman-teman kami dari Lohjinawi dengan 115 anggota di bandara akan turun. Minimal 50 persen pasti bisa kita arahkan akan ikut berdemo,” tegasnya.
Turunnya massa aliansi transport lokal tersebut ingin menggetarkan pemerintah pusat dan daerah dengan menutup akses Bandara Ngurah Rai, Tuban. Oleh karena itu sebagai warga lokal Tuban sudah sepantasnya aspirasinya di dengar oleh pemerintah selaku pemangku kebijakan agar memberikan keadilan bagi transport lokal di Bali.
“Kita ingin menekan janjinya pemerintah kemarin. Tapi kita tidak meminta janji-janji pemerintah lagi. Jadi kita setuju turun kabeh, sebagai solidaritas tanpa tekanan, tanpa paksaan dan ajakan, tapi kita yang memang mau. Itu kesimpulan hasil rapat kita. Kita ikut bersama-sama berjuang agar pusat melihat serius dengan aspirasi sopir lokal di Bali,” tandasnya.
Aksi solidaritas Transport Lohjinawi akan mendukung penuh gerakan bersama aliansi. Oleh karena itu, perjuangan bersama ini menjadi tujuan bersama untuk menutup semua aplikasi angkutan berbasis online yang sampai sekarang dikatakan belum resmi berijin di Bali.
“Nanti kita akan bareng-bareng Turun Kabeh dari Patung Dewa Ruci Simpang Siur dengan berpawai untuk show force dengan barengan berangkat melewati bandara menuju beberapa titik lokasi demo. Ini wujud solidaritas kita, karena mempunyai perjuangan yang sama, titik yang akan kita tuju juga sama. Kita bergabung bukan untuk membuat kelompok, tapi ini aspirasi bersama sebagai keputusan pengurus saat rapat tadi,” ancamnya.
Seperti diketahui, aksi penolakan angkutan online terus berlanjut, setelah Alstar B, Aspaba, Persotab, UBD, CBD, PSBD, Kowinu Bali, Jimbaran Taksi, PTBS, Mengwi Trans, Sanur Bersatu, Airport Bali Trans, sekarang ditambah anggota Sapta Pesona Bandara Ngurah Rai Transport juga ikut bergabung.
Sopir transport lokal yang beroperasi di Bandara Ngurah Rai itu juga menyatakan siap ikut turun kabeh meminta janji pemerintah daerah menyelesaikan polemik angkutan berbasis online hingga tahun 2016 berakhir.
Pihak Pesona Transport juga akan turunkan massa bersama Transport Lohjinawi dan Tuban Transport untuk meminta keadilan kepada pemerintah daerah terhadap polemik angkutan online yang terus berlanjut. Aksi turun ke jalan ini sebagai wujud keprihatinan sopir transport lokal, karena sudah menyangkut soal isi perut.
Pertemuan antara aliansi gabungan asosiasi dan organisasi transport lokal se-Bali sebelumnya yang dipimpin langsung oleh Ketua Alstar B, Ketut Wirta alias Jegog telah sepakat untuk rencana aksi damai 5 Januari yang diundur jadi 10 Januari 2017, dengan turun kabeh di titik kumpul Simpang Dewa Ruci, Denpasar dengan massa kurang lebih 6 ribu orang.
Dari titik kumpul tersebut, massa akan bergerak dari Jalan By Pass Ngurah Rai menuju Depan Gapura Airport Ngurah Rai dengen berjalan kaki sebagian membawa kendaraan bermotor.
Aksi turun kabeh itu bertujuan untuk memblokir akses jalan menuju Bandara Ngurah Rai, sehingga mendapat tanggapan yang serius baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat agar memblokir angkutan berbasis online (Uber, Grab, GoCar) yang sampai saat ini belum ada jawaban atau tindakan serius.
Selain itu, mereka akan menuntut pemerintah daerah agar tidak lagi mengijinkan memasang baliho angkutan online yang sebelumnya sempat terpasang di sejumlah titik di wilayah Denpasar dan Badung. Apabila pemerintah daerah maupun pusat telah mendengar rencana aksi damai ini dan mau menanggapinya sebelum aksi turun kabeh ini dilaksanakan maka pihak Alstar B bersama aliansi akan membatalkan rencana aksi damai tersebut. jcbboz

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *