Jaga Keajegan Budaya dan Agama Hindu, ‘’SMS’’ Peduli Sulinggih dan PHDI

KataBali.com – Pasangan ‘’SMS’’ (Sudirta-Made Sumiati) mengajak masyarakat Karangasem, mendukung program-program diantaranya menjaga keajegan budaya serta Bhisama Kesucian Pura PHDI.

Dengan cara peduli pada rohaniawan, pemangku,  sulinggih termasuk PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia) yang menjadi majelis yang dirindukan umat untuk mencerahkan umatnya.

Selama ini, Sudirta dan Made Sumiati yang sama-sama sangat suka ke pura, memperhatikan pemangku dan sulinggih, merupakan politisi yang peduli terhadap keajegan budaya dan agama Hindu, tanpa mengabaikan kebhinnekaan dengan budaya dari umat lain yang telah bermasyarakat di Karangasem.

‘’Kami pastikan, kandidat kami sudah membuktikan kepeduliannya terhadap rohaniawan, pemangku, sulinggih, selain masyarakat umum.

Dalam pemilihan gubernur yang lalu, Sudirta dkk memperjuangkan para pemangku, rohaniawan dan sulinggih, selain mendapat pengobatan gratis di rumah sakit, tetapi dikhususkan dalam pelayanan kamar.

Kalau masyarakat umum jatahnya adalah kamar kelas III, khusus pemangku, rohaniawan dan sulinggih, diberikan kamar yang kelasnya lebih baik, sepanjang kamarnya ada,’’ kata Putu Wirata Dwikora, Relawan SMS, yang bersama berbagai eksponen masyarakat Bali  ikut dalam perjuangan tersebut.

Berbagai eksponen masyarakat lain ikut dalam gerbong memperjuangkan para pemangku dan sulinggih tersebut.

Made Sumiati dengan ‘’Sumiati Centre’’-nya, menggelar berbagai program keagamaan, seperti ‘’metatah massal’’, ‘’mepetik massal’’, ‘’ngaben massal’’, ‘’sapuleger massal’’, semuanya gratis. Sebagai wakil rakyat di DPRD Bali, Sumiati memperjuangkan kelompok-kelompok spiritual serta dadia-dadia untuk memperoleh bantuan social, yang digunakan untuk melestarikan tradisi-tradisi adiluhung di masyarakat.

Ke depan, bila masyarakat sudah semakin kuat secara social dan ekonomi, serta mandiri sepenuhnya dalam berbagai hal , mereka pasti mampu membangun lingkungannya dengan lebih maju lagi.

Putu Wirata yang masih duduk di PHDI menambahkan, ‘’Sangat banyak Sulinggih dan Pemangku serta Walaka menginginkan, kelak setelah  Sudirta-Sumiati memimpin Karangasem, perhatiannya terhadap PHDI agar ditingkatkan,’’ katanya.

Putu yang juga Ketua Bali Corruption Watch itu menjamin, bahwa PHDI pasti dibantu agar bisa lebih aktif melayani dan mencerahkan umat Hindu. Termasuk bantuan-bantuan untuk Griya serta Ashram yang selama ini secara swadaya dan swadana melakukan kegiatan yang mencerahkan umat dari pengetahuan tentang agama Hindu.

Putu juga memastikan, penghargaan untuk ‘’Sarwa Sadaka’’ akan merupakan keutamaan yang penting, karena selama puluhan tahun aktif di organisasi kehinduan, termasuk di PHDI, Sudirta sangat konsen memperjuangkan Sulinggih, tanpa membeda-bedakan klen dan kelompoknya.

‘’Bukan bermaksud mengkleim, sekadar meluruskan dan menjawab tuduhan yang menyebut seakan-akan Pak Sudirta anti-Tri Wangsa, kami sampaikan, Pak Sudirta lah yang memposisikan Ida Pedanda Gde Ketut Sebali Tianyar Arimbawa sebagai Dharma Adhyaksa dalam Mahasabha 2001 dan 2006.

Sementara Mpu dari Pasek, Pande, Dukuh, Bujangga, Rsi, Begawan, didudukkan dalam Sabha Pandita PHDI,’’ kata Putu. Ia maklum kalau ada yang menghembuskan seakan-akan Sudirta dkk anti Triwangsa,’’Dan itu kami pandang sebagai model kampanye hitam yang kami luruskan saja agar umat tidak mendapat informasi yang tercemar,’’ imbuhnya. (Pt)

 

 

 

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *