Ruang Publik yang Nyaman Hilangkan Stres Warga Kota
KataBali.com – Warga utamanya di perkotaan bisa memanfaatkan keberadaan ruang-ruang publik yang bisa diakses semua golongan karena bisa mengusir kejenuhan dan rasa stres baik di rumah atau tempat kerja.
Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum RI Andreas Suhono menegaskan hal itu saat menghadiri perngatan HUT Habitat Sedunia yang digelar di Denpasar, Jumat 9 OKtober 2015.
Pemerintah telah mendorong pemerintah provinsi, kabupaten dan kota bisa menyediakan ruang publik seperti ruang terbuka hijau atau ruang tertutup yang bisa diakses masyarakat dengan nyaman.
Kata dia, ruang publik itu penting bagi kita, setelah suntuk kerja seharian, kalau di rumah apalagi yang tinggal di rumah susun atau rumah sempit, agar tidak suntuk, bisa datang,
“Dengan berada di ruang publik, ibaratnya bisa merecharge kembali, semangat hidup masyarakat bisa menjadi lebih baik lagi. Warga bisa berinteraksi satu sama lain, mengembangkan jiwa sosial antar masyarakat,” katanya
UU mewajibkan pemerintahaan di daerah untuk menyediakan ruang terbuka sekira 30 persen. Ruang publik tidak hanya terbatas pada ruang terbuka tetapi juga ruang terbuka seperti taman, jalan, lainnya namun juga ruang tertutup seperti perpustakaan, toilet dan lainnya.
Untuk itu, pihaknya mendorong pemerintah daerah agar memperbanyak ruang publik sebagaimana harapan Presiden Joko Widodo, untuk memberikan kesegaran bagi masyarakat.
Senada dengan itu, Sekretaris Dirjen CIpta Karya Rina Agustin Indrayani, ruang publik yang hendaknya dibangun itu, idealnya bisa diakses untuk semua golongan masyarakat seperti segala usia hingga ke penydang disabilitas.
“Kalau di pedesaan relatif tersedia banyak ruang publik, kalau di perkotaan yang terbatas lahannya tentu mesti dipikirkan, seperti di terminal atau perpustakaan bagaimana orang bisa mudah mengakses masuk dengan nyaman,” harapnya.
Problem yang kerap dihadapi pemerintah daerah adalah dalam hal perawatan ruang publik. Memang perawatan itu agak sulit konsisten dilakukan karena minimnya anggaran dan kesadaran masyarakat.
“Kami ajak masyarakat bahwa tanggungjawab merawat sarana ruang publik itu bukan hanya pemerintah namun semua masyarakat yang menggunakan,” imbuh alumnus Teknik Lingkungan ITB itu, (maf)