OJK Bali: Industri Keuangan Tetap Stabil, Kredit Tumbuh dan UMKM Dominan
KataBali.com – Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Bali menunjukkan ketahanan yang kuat dan tetap stabil hingga April 2025. Hal ini ditegaskan oleh Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, dalam keterangan resminya, Rabu (2/7). Ia menyebut permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga menjadi faktor utama stabilnya kinerja sektor keuangan Bali.
Penyaluran kredit oleh perbankan Bali (bank umum dan BPR) mencapai Rp113,72 triliun atau tumbuh 6,93% secara tahunan (yoy). Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan April tahun lalu yang sebesar 6,65% yoy, meski sedikit melambat dari bulan sebelumnya sebesar 7,25% yoy.
Pertumbuhan kredit tertinggi tercatat pada kredit investasi yang naik Rp5,14 triliun atau 16,49% yoy, mencerminkan optimisme pelaku usaha terhadap prospek ekonomi Bali. Menariknya, lebih dari separuh kredit disalurkan kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yaitu sebesar 51,83%. Pertumbuhan kredit UMKM Bali (4,28% yoy) tercatat jauh di atas rata-rata nasional yang hanya 2,65% yoy.
Sektor penyumbang kredit terbesar masih berasal dari konsumsi (33,87%) dan perdagangan besar dan eceran (28,34%). Namun, sektor penyediaan akomodasi dan makanan-minuman mencatatkan lonjakan tertinggi dengan pertumbuhan 20,5% yoy, menunjukkan pulihnya sektor pariwisata.
Kualitas kredit juga terjaga baik. Rasio kredit bermasalah (NPL) gross menurun ke 3,21% (April 2024: 3,25%) dan NPL net berada di level 2,23%. Rasio Loan at Risk (LaR) pun mengalami penurunan signifikan menjadi 11,48% dari sebelumnya 16,01% yoy.
Di sisi lain, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 10,22% yoy menjadi Rp194,63 triliun, melampaui pertumbuhan nasional sebesar 4,55%. Pertumbuhan terutama ditopang oleh peningkatan tabungan masyarakat sebesar Rp10,35 triliun.
Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) di Bali mencapai 58,43% menunjukkan fungsi intermediasi yang sehat. Sementara itu, tingkat kecukupan modal BPR dan bank umum tetap kuat, dengan cash ratio sebesar 14,01% dan capital adequacy ratio (CAR) mencapai 34,64%.
Investor Pasar Modal Bali Melonjak
Kinerja pasar modal di Bali juga terus menunjukkan pertumbuhan menggembirakan. Jumlah investor saham di Bali mencapai 153.988 Single Investor Identification (SID), tumbuh 22,79% yoy. Jumlah investor reksa dana dan Surat Berharga Negara (SBN) juga meningkat masing-masing 20,86% dan 17,75% yoy.
Nilai kepemilikan saham warga Bali naik menjadi Rp5,62 triliun (tumbuh 18,13% yoy), sementara nilai transaksi saham meningkat signifikan hingga 33,52% yoy.
OJK Bali menegaskan akan terus mendorong stabilitas dan pertumbuhan sektor jasa keuangan yang berkelanjutan dengan menjaga prinsip kehati-hatian (prudential) dan penguatan manajemen risiko. **