Implementasi Konsep Tanam Tuwuh, Generasi Penerus Bali Berbagi Kasih Di Sidatapa
KataBali.com – Badung – Selain mengusung konsep nangun sat kerti loka bali dalam pilgub 2024, paslon gubernur / wakil gubernur bali no urut 2 Koster Giri juga mengusung Konsep Tanam Tuwuh, yang merujuk pada ide menanam “benih-benih peradaban” untuk mendorong kesadaran kolektif dan kolaborasi dalam masyarakat. Dikenalkan oleh Giri Prasta, konsep ini menekankan pentingnya kontribusi personal, komunal dan pemerintah untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Dengan semakin banyak “benih” yang ditanam, semakin banyak pula kehidupan yang terwujud. Ini mencakup berbagai aspek pembangunan meliputi sosial ekonomi dan budaya di Bali
Contoh nyata dari konsep Tanam Tuwuh yang telah diterapkan Giri Prasta di Bali meliputi Program Badung Angelus Buana adalah inisiatif Badung memberikan bantuan keuangan untuk Kabupaten / kota di Bali, mencerminkan kolaborasi dalam pembangunan masyarakat. Badung juga memberikan bantuan dana untuk pelaksanaan upacara keagamaan, mendukung pelestarian budaya dan tradisi Bali. Serta penguatan Sistem Subak sebagai organisasi pertanian tradisional, yang mengedepankan gotong-royong dan pelestarian lingkungan, hal ini sejalan dengan prinsip Tanam Tuwuh
Dampak jangka panjang dari penerapan konsep Tanam Tuwuh di Bali mencakup Peningkatan Kesadaran Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat, Inisiatif ini mendorong masyarakat untuk mandiri dalam mengelola sumber daya, meningkatkan keterlibatan mereka dalam kegiatan pertanian dan konservasi. Pengembangan Ekonomi Berkelanjutan, melalui kolaborasi antar daerah dan dukungan finansial, Tanam Tuwuh berpotensi menciptakan pemerataan pembangunan dan kesejahteraan yang lebih adil.
Hal-hal inilah yang menginspirasi generasi penerus (GP) Bali yang terdiri atas komunitas tanam tuwuh, saya giri prasta dan komunitas mahadewa bersinergi dan berkolaborasi ikut berkontribusi menanam benih kebaikan melalui program koster giri (kg) movement, berbagi sembako kepada masyarakat yang membutuhkan di desa sidatapa Buleleng.
Sebagai generasi penerus bali mereka memberikan apresiasi tinggi atas upaya pemerintah dalam membangun infrastruktur fisik selama ini. Namun disisi lain mereka juga berkomitmen untuk menanam kembali ide dan gagasan dalam menumbuhkan rasa solidaritas & peduli terhadap sesama, sebagai benih peradaban Bali yang adaftif atas perkembangan zaman tanpa pernah kehilangan akar jati diri sebagai krama bali. Yang terikat dalam konsep “menyama braya” sebagai bentuk penguatan sumber daya manusia Bali.
“Sinergi GP Bali bukan hanya kata, tapi komitmen untuk mendukung semua sektor yang ada di bali bisa tumbuh dan berkembang dengan harmoni. Sebagai generasi penerus yang cerdas kita harus selektif memilih pemimpin bali kedepan, bali memerlukan pemimpin yang mampu menyatukan seluruh potensi yang ada di Bali. Dan kami melihat itu ada pada pasangan wayan koster dan nyoman giri prasta.” Ujar koordinator kg movement di sela kegiatan.