Adaptasi dan Inovasi Kunci Meningkatkan Wisman Potensial Ke Bali
KataBali.com- Denpasar-Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali baru ini Menggelar Focus Group Discussion (FGD)Pariwisata bertemakan ”Strategi Optimalisasi Kunjungan dari Kantong Wisman Potensial Mendorong Daya Ungkit Pariwisata Bali”. FGD membahas upaya mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisata mancanegara (wisman) dari kantong wisman potensial yakni Australia, Tiongkok, dan India, yang merupakan tiga negara dengan wisman yang mendominasi kunjungan ke Bali.
FGD menghadirkan beberapa narasumber diantaranya: Deputi Chief Mission KBRI Beijing, Parulian Silalahi, Minister Counsellor KBRI New Delhi, Hanafi Athena, Minister Counsellor KBRI Canberra, Gunarmand Nainggolan, Direktur Pemasaran Pariwisata Regional 1 Asia-Pasifik Kemenparekraf, Wisnu Sindhutrisno, Vice President CSR BCA, Nona Faletta Aryuni, dan Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriaddimadja mengungkapkan ada Beberapa poin penting dari hasil FGD untuk pengembangan pariwisata Bali ke depan yaitu, pertama pengembangan pariwisata di Bali harus dilakukan dalam kerangka keberlanjutan dan inklusif; Kedua diperlukan kolaborasi dan sinergi antara berbagai pihak (pemerintah pusat, pemerintah daerah, asosiasi, dan lainya untuk mendorong pariwisata Bali yang seimbang alam dan budayanya; dan Ketiga mendorong diversifikasi produk-produk pariwisata (seperti wellness & health tourism) termasuk event-event budaya yang unik, untuk meningkatkan length of stay wisman.
“ Hal yang tidak kalah penting untuk meningkatkan citra pariwisata berkualitas adalah komitmen pemerintah daerah dan pihak berwenang untuk memberikan jaminan bahwa daerah tujuan wisata di Bali aman dan nyaman bagi seluruh wisatawan, “ kata Erwin..
Berdasarkan amatan dari Perwakilan RI di ketiga negara tersebut, Bali masih menjadi primadona bagi wisman Australia, Tiongkok, dan India. Kendati demikian terdapat pergeseran preferensi wisman pasca pandemi yang patut perlu diantisipasi salah satunya dengan melakukan penyesuaian terhadap paket-paket wisata yang ditawarkan sehingga tetap sesuai dengan permintaan pasar, seperti preferensi wisman Tiongkok bergeser dari culture dan experience tourism menjadi event tourism.
FGD dihadiri dinas pariwisata Kabupaten/Kota se-Bali dan asosiasi bidang pariwisata membahas isu pariwisata Bali terkini terkait penerapan tourist levy dan infrastruktur mendukung mobilitas. Berkaitan dengan kelancaran implementasi tourist levy penting untuk melakukan sosialisasi secara luas memastikan wisman paham terkait kebijakan baru ini dan evaluasi perlu dilakukan secara berkala termasuk penyiapan kebijakan pemanfaatan dana yang terkumpul.
Sementara itu, untuk meningkat kenyamanan mobilitas wisatawan dalam jangka panjang perlu diakselerasi pembangunan akses transportasi massal seperti Lintas Rel Terpadu (LRT). Arah pariwisata Bali ke depan diharapkan fokus pada quality tourism. Quality tourism tidak melulu identik dengan kunjungan wisman high end, namun terkait upaya untuk meningkatkan length of stay wisatawan dan menciptakan branding Bali yang positif agar terjadi kunjungan yang berulang. Untuk meningkatkan kualitas pariwisata Bali, perlu didorong event/atraksi yang memiliki story telling dan konsep berkelanjutan.
Selain itu dukungan kemudahan bertransaksi non tunai lintas batas, tersedianya konektivitas langsung dari negara kantong wisman dan promosi yang efektif merupakan daya dorong untuk meningkatkan kunjungan.
Pengembangan desa wisata dinilai salah satu langkah alternatif potensial daya tarik wisatawan untuk mewujudkan pariwisata berkualitas di Bali. Desa wisata memiliki keunggulan karena mengangkat nilai-nilai kebudayaan lokal dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar termasuk pengembangan UMKM. Kolaborasi dan sinergi antara berbagai pihak (pemerintah pusat, pemerintah daerah, asosiasi, dll) juga sangat esensial mendorong pariwisata berkualitas. nn