Rantai Plastik Pada Kemasan Pangan

KataBali.com – Sanur – Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali kemarin 7 Desember 2022 telah menggelar acara Pameran Pangan Sehat dan Pengurangan Plastik Sekali Pakai di Pasar Sindu Sanur. Tema yang diusung : Rantai Plastik dalam Kemasan Pangan. Dalam keterangannya Direktur PPLH Bali (Catur Yudha Hariyani) menyampaikan bahwa “tema ini menggabungkan dua kegiatan antara Pengurangan Plastik Sekali Pakai dan Pangan Sehat. Pangan sehat menjadi tidak sehat jika kemasan tidak diperhatikan. Plastik terutama bisa menimbulkan penyakit jika digunakan tidak tepat pada makanan dan ini sangat berbahaya terutama bagi kesehatan anak-anak.” Ditambahkan pula oleh Catur “Kegiatan ini mendapatkan dukungan Rikolto Indonesia, GIDKP, Kedutaan Canada”,

Bapak Muhammad Hasan Ulil perwakilan dari Rikolto Indonesia menambahkan      ”orang tua jangan malas membekali makanan anak ke sekolah agar makanan terjamin mutu dan gizi dan membiasakan membawa kotak makan dan bukan membungkusnya  dengan plastik sekali pakai”. Kepala Pasar Sindu I Made Sudana menitipkan pesan kepada 160 para peserta yang diundang khusus hari ini dari semua sekolah dasar se Sanur dan PKK Kelurahan, PKK Sanur Kaja, PKK Sanur Kauh untuk selalu membawa tas belanja ulang kali pakai ke Pasar Sindu.

Pengunjung diberikan kesempatan keliling melihat pameran pangan sehat berbahan sayuran dan food waste (Kelp. ZWC Sari Dewi), budidaya maggot (Ibu Anna) dan beras sehat (Pasar Rakyat Bali). Acara semakin meriah karena ada lomba-lomba : memasak oleh ibu-ibu PKK, menyiapkan bekal makan sekolah oleh anak-anak, Lomba melukis tas kain yang diikuti oleh seluruh anak-anak SD Se Sanur.

Kehadiran Bapak I Made Dwi Arbani dari DKLH Propinsi juga membuat suasana pameran jadi rame. Selain memberikan sambutan pembukaan, Pak Dwi juga memberikan beberapa pertanyaan kepada anak-anak yang kemudian diberikan hadiah. Pertanyaannya ringan seputar sampah misalnya: apa itu 3R dan jelaskan aksinya yang harus dilakukan. Ternyata jawaban anak-anak menjadi indikator kurangnya intensnya para orang tua dan guru memberikan pendidikan tentang lingkungan. Pasalnya jawaban anak-anak masih banyak yang kurang tepat. (rls).

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *