Pasar Modal di Bali Meningkat Tumbuh Double Digit Cendrung Melandai

KataBali.com – Gianyar – Sedangkan untuk  pasar modal wilayah Bali masih menunjukkan pertumbuhan cukup tinggi  mencapai double digit dengan kecenderungan tumbuh melandai. Pada Oktober 2022, jumlah investor saham di Bali sebanyak 92.516 Single Investor Identification (SID) atau tumbuh 30,75% (yoy). Demikian juga untuk jumlah investor Reksa Dana dan SBN masing-masing tumbuh sebesar 38,99% (yoy) dan 35,85% (yoy).

  “ Pertumbuhan juga ditunjukkan oleh nilai transaksi saham dan kepemilikan saham. Nilai transaksi saham di Bali mencapai Rp4,11 Triliun, terkontraksi -3,68% (yoy). Sementara itu, nilai kepemilikan saham di Bali mencapai Rp4,21 Triliun, tumbuh 7,07% (yoy), “ terang Kepala OJK Regional 8 dan Nusa Tenggara, Giri  Tribroto didampingi  Ananda R Mooy (Diretur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan),Budi Susetiyo ( Direktur Manajemen Strategis, EPK dan kemitraa  Pemda) serta Yan Jimmy Hendrik S ( Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 2 dan Perijinan) kepada  awak media saat  media gathering  Senin ( 5/12/2022) ,Ubud ,Gianyar.

 Disebutkan, untuk perkembangan sector IKNB , Piutang Pembiayaan Perusahaan Pembiayaan di Bali posisi Oktober 2022 mulai menunjukkan gairahnya setelah pada periode sebelumnya terus mengalami kontraksi. Pembiayaan dari Perusahaan Pembiayaan di Bali mencapai Rp6,68 Triliun, tumbuh 6,91% (yoy). Pembiayaan tersebut didominasi oleh pembiayaan kepada Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor.

Sementara itu, penyaluran pembiayaan melalui peer to peer lending tumbuh double digit sebesar 95,24% (yoy). Pembiayaan Modal Ventura sebesar Rp77,53 Milyar atau tumbuh 72,19% (yoy). Di sisi lain, risiko pembiayaan dari Perusahaan Pembiayaan dan Perusahaan Modal Ventura di Bali mengalami penurunan, masing-masing dengan rasio NPF sebesar 1,56% dan 3,51%.

 Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68%, naik dibanding tahun 2019 yang hanya 38,03%. Sementara indeks inklusi keuangan tahun ini mencapai 85,10% meningkat dibanding periode SNLIK sebelumnya di tahun 2019 yaitu 76,19%. Hal tersebut menunjukkan gap antara tingkat literasi dan tingkat inklusi semakin menipis, dari 38,16% di tahun 2019 menjadi 35,42% di tahun 2022.

Di Bali sendiri, Indeks Literasi Keuangan meningkat menjadi 57,66% dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 38,06%. Sementara itu, Indeks Inklusi Keuangan Bali sebesar 92,21% lebih tinggi daripada capaian nasional yang sebesar 85,10%.

Sasaran prioritas literasi keuangan tahun 2023 adalah pelajar/santri, UMKM, penyandang disabilitas dan masyarakat daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal). Sedangkan sasaran prioritas inklusi keuangan tahun 2023 adalah segmen perempuan, pelajar, mahasiswa dan UMKM, masyarakat di wilayah perdesaan, dan sektor jasa keuangan syariah.

Pada tahun 2022 hingga bulan November terdapat 332 pengaduan di Provinsi Bali. Sebanyak 74,40% dari pengaduan tersebut terkait sektor perbankan sementara 25,60% merupakan IKNB. Berdasarkan status pengaduan, sebanyak 294 pengaduan sudah ditutup, 15 pengaduan telah ditangani oleh Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK), 14 pengaduan telah ditangani oleh LAPS, dan 9 pengaduan menunggu tanggapan dari konsumen. ( Smn )

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *