Wisatawan Padati Bali, Pertumbuhan Ekonomi Bali Urutan Empat Terbawah dari Sulbar, NTT dan Kaltim
KataBali.com – Denpasar – Meskipun Bali saat ini mulai memperlihatkan pemulihan ekonomi dengan semakin meningkatnya kedatangangan wisatawan, namun ternyata laju pertumbuhan ekonomi Bali lebih rendah dibandingkan nasional khususnya dari provinsi lainnya.Data dari BPS mencatat Bali berada di urutan empat terbawah selepas Sulbar, NTT, dan Kaltim.
Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho didampingi Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Donny H Heatubun, saat Media Gathering Bank Indonesia selama 2 hari ( 30 September 1 Oktober 2022 ), Lombok, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan bahwa ekonomi Bali tidak baik baik saja.
“ Tapi Saya meyakini mamasuki tahun 2023 – 2025, ekonomi Bali akan kembali seperti sebelum Pandem, dimuai dari 2023 Bali akan beranjak naik, setidaknya di posisi tengah, diperkirakan 1,5 tahun lagi ekonomi Bali kembali normal, “ ungkap Trisno.
Ia menjelaskan, dalam Bolsetering Bali Economic Recorvery ada tiga hal urgen yang harus diperhatikan secara serius bersama dengan berbagai pihak untuk melakukan pemulihan ditengah situasi ekonomi dunia yang menghadapi inflasi yang berisiko tumbuh lebih rendah, dan tekanan global semakin tinggi juga ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi,“Diperkirakan penurunan ekonomi akan lebih besar di tahun 2023, terutama di AS dan Tiongkok bahkan disertai dengan resiko resesi disejumlah negara maju volume perdagangan dunia juga tetap rendah, “ jelas Trisno.
Trisno mengatakan, kinerja ekonomi Provinsi Bali pada triwulan kedua tahun 2022, sektor pariwisata masih menduduki peringkat pertama dalam menopang lajunya perekonomian. Dilanjutkan oleh akmamin, dan konstruksi seiring dengan membaiknya kinerja pariwisata.
Trisno,menjelaskan pertumbuhan PDB dunia di Negara maju September 2022 positif di Jepang ( PDB 2021 tumbuh 1,6 hingga hingga September 2022 tumbuh 1,7 persen.Tiga akhir 2022 pertumbuhan ekonomi belum kepada AS , Eropa, Tiongkok India, Asean -5 Amerika Katin, Negara berkembang Eropa,dan Timur Tengah dan Asia Tengah.Bahkan Negara berkembang tumbuh negative 2-5 % hingga September 2022.Tekanan menjadi lebih dalam lagi ketika adanya tekanan inflasi semakin tinggi seirimg demngan tekanan distrupsi.Tinggi hingga mendorong bank sentral dibanyak Negara, melanjutkan kebijakaan moneter
Ditengah gonjang ganjing ekonomi dunia, Bank Indonesia Bali berharap sekitar tahun 2025 Bali akan kembali normal, jika pertumbuhan ekonomi sekitar 6 hingga 7 persen,” ujar Trisno, “ saat ini belum bisa dikatakan ekonomi Bali sudah normal, sebab kondisi pariwisata yang berkontribusi besar terhadap ekonomi Bali, belum pulih seperti dulu.Ke depan pariwisata terus diperhatikan secara berkelanjutan, meski demikian pemerintah harus mengawal potensi lainnya, yakni sektor pertanian dalam arti luas.
Pertanian setidaknya bisa sekitar 30 persen penompang perekonomian,agar ekonomi Bali bisa bertahan, dan tidak hanya mengandalkan sektor pariwisata saja, “ Pariwisata dikembangkan secara digital dengan konsep green economy, “ Kedepan agar Bali menjadi tempat wisman bisa bekerja di mana saja atau work every where, tamu asing dan domestik bisa tetap tinggal sambil bekerja di Bali dalam waktu yang lebih lama.
Trisno melihat, saat ini trend kunjungan ke Bali adanya dorongan kuat Kementerian berbagai bidang, ramai mengadakan meeting dan event acara jelang G20 berlangsung di Nusa Dua dan Kuta, mereka membiayai acara itu di Bali, “ Sekarang ini, yang banyak datang ke Bali, sebagian besar di biayai kantor masing masing.Sedangkan perorangan atau keluarga, atas biaya sendiri angkanya tidak terlalu signifikan, karena tingginya harga tiket pesawat, “ terang Trisno.
“Tetapi kita dorong terus kegiatan kelembagaan atau perusahaan diadakan di Bali, termasuk side event G20. Karena Bali membutuhkan itu, dan dibiayai oleh perusahaan atau pemerintah untuk mengadakan kegiatan ke Bali,” imbuhnya.
Dicatatan BPS tingkat hunian hotel di Bali masih sekitar 1,2 juta sampai 1,3 juta wisman yang datang ke Bali. Seperti kedatangan wisatawan dari India yang posisinya nomor dua setelah Australia, “ Bappenas memprediksi kedatangan Wisatawan Manca Negara datang ke Bali, kembali normal awal tahun 2024,dengan asumsi pertumbuhan 5 % karena setelah G20, Bali akan menjadi tempat pertemuan Ketua ASEAN Meeting tahhun 2023, “ jelas Trisno. nn