Peletakan Batu Pertama Short Cut Titik 7 dan Titik 8 Singaraja-Mengwitani

KataBali.com – Singaraja – Gubernur Bali Wayan Koster konsisten melaksanakan program pembangunan infrastruktur darat, laut, dan udara secara terintegrasi dan terkoneksi sebagai implementasi visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru”.

Pembangunan infrastruktur darat, khususnya pembangunan jalan baru shortcut titik 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, ditambah titik 11 dan 12 ruas jalan Singaraja-Mengwitani, sumber pendanaan pelaksanaan program merupakan kolaborasi antara Kementerian PUPR dan Pemerintah Provinsi Bali.

Pembangunan jalan baru shortcut ini, merupakan janji politik Gubernur Bali, Wayan Koster kepada masyarakat Buleleng pada saat kampanye pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
Bali tahun 2018.

Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen membebaskan lahan yang diperlukan untuk pembangunan jalan shortcut; yang mulai dilaksanakan sejak tahun 2018 untuk titik 3, 4, 5, dan 6 melalui APBD Perubahan Semesta Berencana Provinsi Bali Tahun 2018, dilanjutkan dengan pembebasan lahan titik 7, 8, 9, dan 10 melalui APBD Semesta Berencana Provinsi Bali Tahun 2020. Total anggaran yang sudah direalisasikan untuk pembebasan lahan sebesar Rp 200,1 miliar. Dan masih akan dilanjutkan lagi pembebasan lahan titik 11 dan 12 pada
tahun 2022.

Anggaran pembangunan fisik bersumber dari APBN Kementerian PUPR. Pembangunan fisik titik 3, 4, 5 dan 6 sudah selesai dilaksanakan pada tahun 2019 dengan anggaran Rp 325,9 miliar. Pembangunan titik 7A, 7B, 7C, dan 8 dilaksanakan tahun 2021 dengan anggaran Rp 145,6 miliar. Pembangunan diawali dengan peletakan batu pertama pada hari Kamis, (Wrespati Umanis, Sinta), 2 September 2021 dan target penyelesaian pada tahun 2022. Dengan demikian Kementerian PUPR sudah mengalokasikan total anggaran sebesar Rp 471,5 miliar.

Gubernur Bali, Wayan Koster mendapat tugas dari Menteri PUPR untuk mewakili Beliau melakukan peletakan batu pertama penanda dimulainya pembangunan shortcut titik 7A, 7B, 7C, dan 8 pada hari yang baik ini. Akan dilanjutkan pembangunan fisik titik 7D, 7E, 9, dan 10 mulai dilaksanakan pada tahun 2022 (rencana proses tender akhir tahun 2021), dan target penyelesaian tahun 2023. Kemudian akan dilanjutkan lagi pembangunan titik 11 dan 12 pada tahun 2023 sampai tahun 2024.

Pembangunan shortcut titik 7A, 7B, 7C dan 8 akan mengurangi tikungan dari 25 tikungan menjadi 9 tikungan, tikungan menjadi lebih halus, tanjakan menjadi lebih landai, sehingga pengguna jalan akan menjadi lebih cepat, nyaman, dan aman.

“Kita patut bersyukur pembangunan ini dapat dilaksanakan berkat komitmen penuh Menteri PUPR RI beserta jajaran dalam mengalokasikan anggaran untuk pembiayaan pembangunan fisik sesuai rencana, meskipun pagu anggaran Kementerian PUPR mengalami refocussing cukup besar. Oleh karena itu pada kesempatan ini, mewakili Pemerintah Provinsi Bali dan Krama Bali mengucapkan terima kasih kepada Menteri PUPR RI,
Dr. Ir. Basuki Hadimuljono beserta jajaran,” ujar Gubernur Koster.

Gubernur Bali, Wayan Koster berharap kepada kontraktor pelaksana Sinarbali – Citra KSO, yang beruntung mendapatkan pekerjaan ini melalui proses tender sesuai aturan, hendaknya
bersyukur. Oleh karena itu, Gubernur Bali, Wayan Koster meminta agar melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, penuh rasa tanggung jawab, sesuai dengan spesifikasi teknis, dan selesai tepat BMW (tepat biaya, tepat mutu, tepat waktu).

Gubernur Bali memerintahkan kepada kontraktor pelaksana agar memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal baik tenaga kerja, material dan peralatan untuk mendukung hidupnya
perekonomian rakyat setempat (pang pada majalan, pang pada payu, pang pada maan), sehingga masyarakat langsung merasakan pembangunan shortcut ini. Dengan demikian akan
terwujud keseimbangan alam beserta isinya dan pekerjaan akan berjalan dengan lancar serta sukses.

Sebagai wujud penghormatan kepada pendiri cikal bakal Kerajaan Buleleng Tahun 1660, dengan raja pertama I Gusti Anglurah Panji Sakti atau Ki Barak Panji Sakti, Gubernur Bali membangun Taman berisi patung Ki Barak Panji Sakti di wilayah shortcut titik 5-6.

Berdirinya patung ini untuk mengingatkan masyarakat Buleleng khususnya generasi muda agar selalu menghormati sejarah dan memuliakan peran kesejarahan Ki Barak Panji Sakti. Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah (Jas Merah), kata Bung Karno, Presiden pertama Kita. Taman ini akan berfungsi sebagai anjung
pandang (rest area), bagi masyarakat yang ingin bersantai dan beristirahat menikmati sejuknya udara di wilayah ini sambil menikmati keindahan jalan shortcut Singaraja-Mengwitani.

Astungkara, baru bisa terwujud di era kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster. Dari dulu hanya menjadi wacana dan komoditi politik saat kampanye setiap pilkada, sekarang sudah menjadi kenyataan.

Tentu infrastruktur ini akan sangat bermanfaat bagi krama Bali, khususnya bagi krama Buleleng, memperlancar transportasi dan muncul pusat-pusat perekonomian baru yang menggerakkan perekonomian berbasis rakyat di wilayah
sekitarnya.

Selain itu, pembangunan jalan baru shortcut Singaraja-Mengwitani akan menyeimbangkan pembangunan perekonomian antara wilayah Bali utara dengan wilayah Bali
selatan. 

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *