Ditengah Pandemi, BI Dorong UMKM Naik Kelas Menerapkan Strategi Korporatisasi Kelembagaan

Caption ; Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Rizki Ernadi Wimanda m

KataBali.Com – Denpasar – Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Rizki Ernadi Wimanda mengatakan,UMKM yang saat ini berjumlah 64,2 juta berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Kontribusi UMKM terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) mencapai 61,07% atau senilai Rp 8.573,89 triliun dan menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada. 

  “ Namun di kala pandemi COVID-19, UMKM harus menghadapi tantangan baru yaitu penurunan penjualan, kesulitan mendapatkan pembiayaan, kendala distribusi barang, keterbatasan stok bahan baku sehingga proses produksi ikut terhambat, “ terang Rizki Ernadi Wimanda,saat bicara dalam Wibinar Jum’at ( 3/9 )Bertema “ Fakta Pandemi Ketangguhan UMKM Untuk Bali Bangkit”  dengan  Topik Kebijakan Bank Indonesia dalam pengembangan UMKM, diselenggarakan Forum Wartawan Peduli Bencana (WAPENA).

 Narasumber lainnya  dalam webinar, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, Wayan Mardiana M.M dan pengusaha sekaligus Ketua Bidang Ekonomi Kreatif & UMKM DPP Nawacita Pariwisara Indonesia, Jro Puspawati Saskara OkA, S.Par.

Dalam merespon tantangan tersebut, kata Rizki, Bank Indonesia ( BI ) mengeluarkan kebijakan moneter dan makroprudensial  bersifat loose atau komodatif, serta kebijakan sistem pembayaran untuk mendorong ekonomi dan keuangan digital. Sementara itu, kebijakan pendukung seperti pengembangan UMKM diarahkan agar pelaku UMKM naik kelas, melalui penerapan strategi korporatisasi kelembagaan, peningkatan kapasitas, serta fasilitasi pembiayaan, termasuk didalamnya e-producing, e-commerce, e-payment (perluasan QRIS) dan e-finance.

 “ Hal tersebut nantinya akan mendukung dan meningkatkan interkoneksi UMKM dalam perdagangan internasional dan masuk dalam Global Value Chain (GVC), dan  tingkat nasional, Bank Indonesia memiliki 1.157 UMKM Binaan dan Mitra, “  jelas Rizki

   Rizki menyebut,secara umum, jumlah UMKM  dikategorikan dalam tiga kelompok besar, yaitu klaster pengendalian inflasi (tanaman pangan, hortikultura dan peternakan), klaster berorientasi ekspor (kopi, kakao, produk kain dan kerajinan, pendukung desa wisata, dan pendukung destinasi wisata Bali baru), serta klaster Local Economic Development (perikanan dan makanan/minuman olahan).

   “ Di Provinsi Bali, BI membina 34 UMKM  terdiri dari 9 UMKM ketahanan pangan/pengendalian inflasi, 22 UMKM berorientasi ekspor dan 3 UMKM Local Economic Development, “  kata Rizki.

Sebagai upaya untuk mempromosikan produk-produk UMKM, BI  mendukung program Bangga Buatan Indonesia,yang  diselenggarakan di beberapa Provinsi di Indonesia setiap bulannya.Diharapkan semua upaya yang dilakukan B I, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, serta Kementerian Koperasi dan UMKM dapat mendukung pencapaian target 12 juta merchant QRIS pada 2021,yakni 30 juta UMKM onborading di tahun 2023, dan penyaluran kredit UMKM sebesar Rp16 triliun pada 2024.  nn 

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *