BI Dorong Jembarana Fokus Kembangkan Hilirisasi dan Digitalisasi, Sektor Pertanian
Keterangan Foto : Rapat High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kab. Jembrana,Senin ( 8/3),dihadiri Bupati Jembrana, I Nengah Tamba dan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Trisno Nugroho, diikuti anggota TPID Kab. Jembrana.
KataBali.com – Jembrana – Lapangan usaha utama perekonomian Kabupaten Jembrana, Bali adalah pada sektor pertanian (21,81%), transportasi (14,42%) dan Akmamin (12,27%). Oleh karena itu, Bank Indonesia mendorong agar Jembrana bisa berfokus pada sektor pertanian dan mendorong industri pengolahan dengan mengembangkan hilirisasi produk pertanian.
Hal ini, Ungkap Kepala Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno dapat memberikan nilai tambah pada produk pertanian sehingga akan meningkatkan daya jual atau daya saing komoditas ekspor, seperti padi, kakao dan ikan, yang tentunya akan berdampak pada perekonomian kabupaten Jembrana.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, memaparkan hal itu saat High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kab. Jembrana,Senin ( 8/3) 2021 , Kantor Bupati Jembrana,Rapat dipimpin Bupati Jembrana, I Nengah Tamba dan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Trisno Nugroho, diikuti anggota TPID Kab. Jembrana.
Bupati Jembrana I Nengah Tambam mengatakan awal tahun 2021 curah hujan tinggi menyebabkan bencana banjir di beberapa kota dan daerah mengganggu tingkat produksi dan distribusi dari daerah pemasok menuju daerah yang dipasok. Ia menghimbau unsur TPID Jembrana mengambil langkah antisipatif menghadapi permasalahan tersebut.
“ Karena bulan Maret terdapat perayaan hari besar keagamaan yaitu Hari Raya Nyepi dan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW serta Hari Raya Galungan dan Kuningan pada April 2021. Diharapkan langkah antisipasi yang tepat, dapat menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok di Kabupaten Jembrana.
Trisno Nugroho menyebutkan, Pertumbuhan ekonomi Bali triwulan IV 2020 tumbuh -12,21% (yoy), sedikit membaik dibanding triwulan III 2020 mencapai -12,32% (yoy). Sementara itu, kinerja ekonomi Jembrana di tahun 2020 tercatat tumbuh sebesar -4,96% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun sebelumnya yang sebesar 5,56% (yoy).
Dari sisi perkembangan harga, Provinsi Bali mengalami deflasi -0,15% (mtm) Februari 2021. Meski demikian, beberapa komoditas pangan justru mencatat kenaikan harga, diantaranya cabai rawit, cabai merah, daging babi, sawi hijau dan bayam.Meantisipasi Hari Raya Nyepi, empat komoditas perlu dicermati ialah telur ayam ras, bawang merah, cabai merah dan cabai rawit,disebabkan periode perayaan Nyepi triwulan I pasokan masih belum optimal akibat curah hujan yang tinggi, serta peningkatan permintaan menjelang hari raya dan harga trend meningkat.
Lima Rekomendasi BI
Bank Indonesia merekomendasikan sejumlah kebijakan untuk pengendalian inflasi ke depan Pertama pelaksanaan program pengendalian inflasi sesuai kewenangan OPD dengan tetap mematuhi protokol kesehatan COVID-19. Kedua TPID menjamin kecukupan pasokan, kestabilan harga dan kelancaran distribusi.Ketiga mendorong kerja sama antar daerah.Ke empat mendorong pembentukan BUMD pangan, dan Kelima pemanfaatan aplikasi digital dalam teknologi pertanian, pemantauan harga dan penjualan hasil pertanian.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kab. Jembrana, I Wayan Sutama, mengatakan adanya wabah virus African Swine Flu (ASF) pada ternak babi masih berpengaruh terhadap keterbatasan pasokan komoditas daging babi di pasar. Sementara, curah hujan yang tinggi membuat pasokan cabai rawit terganggu. Upaya Pemerintah Kabupaten Jembrana berupa pemberian bibit cabai kepada masyarakat dinilai belum mampu menekan laju kenaikan harga cabai rawit.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Jembrana, I Komang Agus Dinata, mengatakan daya beli masyarakat yang masih belum pulih serta keengganan pedagang dan distributor untuk menambah stok cukup berpengaruh terhadap keterbatasan pasokan dan kenaikan harga terutama cabai rawit. Untuk itu, sebagai upaya mengendalikan harga akan dilakukan pasar murah di kalangan ASN Pemkab. Jembrana hari Jumat ( 12/3) sebelum hari raya Nyepi.
Asisten Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Kab. Jembrana, I Gusti Ngurah Sumber Wijaya menegaskan perlu adanya MoU kerjasama antar daerah dengan kabupaten lain di Provinsi Bali guna mendukung ketahanan pangan di Kab. Jembrana maupun di Provinsi Bali. Apabila diperlukan MoU di luar Provinsi Bali, agar dapat difasilitasi oleh TPID Provinsi Bali. (nn )