Danrem 163 Wirasatya Prihatin Minim Respon Pemda Bali Soal Donor Plasma Darah
KataBali.com – Denpasar – Danrem 163/Wirasatya Brigjen TNI Husein Sagaf , menyayangkan respon Pemda di Bali masih minim soal donor plasma darah bagi pasien Covid19. Disampaikan Husein Sagaf di sela-sela silaturahmi dengan awak media yang tergabung dalam Perhimpunan Jurnalis (PENA) asal NTT di Makorem 163/Wirasatya Denpasar, Jumat (28/8).
Menurut Husein Segaf, anggota TNI dari Komando Resort Militer (Korem) 163/Wirasatya sudah menunjukan jalan untuk melakukan donor plasma darah bagi pasien Covid19. “Kita prihatin respon Pemda di Bali sangat minim. Padahal, jumlah pasien sembuh di Bali lebih dari 3 ribu orang.
Bila respon Pemda tinggi, maka sudah pasti banyak warga akan rela mendonorkan plasma darahnya bagi pasien lainnya,” ujarnya menyesal. Lanjut pria asal Makasar mengatakan, anggotanya telah melakukan hal itu diharapkan bisa diikuti oleh masyarakat umum lainnya.
Selama ini, sosialisasi baru dilakukan saat pasien sembuh yang hendak pulang ke rumah. Mereka memang diberikan penjelasan soal donor plasma dan diminta menjadi relawan yang mendonorkan plasmanya.
Namun pasien yang sudah sembuh hanya diminta mengisi formulir tanpa ditindaklanjuti oleh petugas. Kemudian setelah dicek, ternyata para pasien ini mengalami banyak kesulitan seperti biaya perjalanan ke rumah sakit, penginapan dan biaya lainnya.
   “Ini masuk akal sebab banyak di antara
pasien sembuh ini berasal dari luar kota. Kalau mereka ke Denpasar mereka butuh
uang transpor, makan minum atau bahkan penginapan. Karena yang bisa melakukan
donor plasma darah baru di RSUP Sanglah Denpasar,” ujarnya. 
Bila respon Pemda di Bali proaktif maka masalah ini tidak menjadi kesulitan berarti. Respon itu bisa dalam bentuk kebijakan dan anggaran. Kepala daerah tinggal mengeluarkan kebijakan dan anggaran agar para pasien yang sudah sembuh bisa dimobilisasi untuk melakukan donor plasma darahnya. Husein Sagaf menilai jika donor plasma darah sangat efektif saat ini sebagai salah satu cara memerangi Covid19. Sebab, antivirus yang akan diproduksi massal masanya atau waktunya masih lama yakni sekitar Februari atau Maret 2021. Artinya, masih butuh waktu sekitar 6 sampai 7 bulan lagi.
Sementara aktifitas ekonomi terus terpuruk. Saat ini saja pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah minus 6 persen dan Bali sudah minus 11 persen. Dan kasus. positif di Bali terus terjadi peningkat signifikan. Hingga sore ini data kasus positif di Bali mencapai 4.901 orang. Dan sebentar lagi mencapai 5 ribu orang. Sementara jumlah pasien sembuh sebanyak 4260 orang. Pasien sembuh adalah sumber daya yang luar biasa untuk memutus rantai penularan Covid19.
“Kita mau tunggu sampai kapan lagi kalau kita tidak bergerak sekarang dengan donor plasma darah. Pasien terus bertambah. Di Sanglah sudah siap menjadi bank plasma darah. Saya minta Pemda lebih proatif terhadap kasus covid-19 ini,” tegasnya.(Smn).

