FKKI Galang Semua Komponen Wujudkan Konservasi Kemaritiman Berkelanjutan di OCC 2018

KataBali.com – BADUNG – Forum Komunikasi Konservasi Indonesia (FKKI) terus menggalang sinergi dengan semua komponen dalam mewujudkan konservasi perairan atau kemaritiman yang berkelanjutan.

Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI ( Sekretariat FKKI) Riki Frindos menjelaskan, untuk pertama kalinya pihaknya hadir dalam pertemuan penting di OOC yang dihelat 29-30 Oktober 2018.
Dalam seminar di ajang OOC ini, FKKI  juga menyampaikan pandangan dari masing masing anggota yang bergabung dalam FKKI.
Hanya saja, kehadiran FKKI tidak sebagai satu organisasi namun lebih pada sinergi dari 10 lembaga dan aliansi sebagai mitra yang lebih efektif.
Dengan adanya aliansi kata Riki, maka keberadaan FKKI menjadi lebih efektif dan lebih bernilai di mata pemerintah maupun donor atau funding masing-masing.
Meski kelahiran FKKI relatif masih muda namun telah menjalin kerjasama dalam satu tahun terakhir dan sudah banyak yang dilakukan.
Ia juga menjelaskan, yang melandasi kelahiran FKKI, karena mereka mempercayai dengan sinergi sebetulnya, artinya jika satu ditambah satu sama dengan dua, jika bersinergi maka hasilnya lebih dari dua
Demikian juga, jika 10 organisasi ini berdiri sendiri hasilnya bisa 10 namun jika sama sama bergabung, bersinergi maka hasilnya  lebih dari 10.

Sinergi yang dilakukan tentu bisa mencegah terjadinya duplikasi-duplikasi dalam pekerjaan karena bisa saling berkoordinasi.

Direktur Eksekutif Yayasan Kehati Riki Frindos (kanan) berikan keterangan pers di sela OOC 2018 di Nusa Dua

Demikian juga, dengan skill masing masing organisasi yang berbeda itu, bisa saling mengisi. Mereka mempercayai,jika bergerak bareng, ini bisa mendorong agenda konservasi nasional

Tentu saja, saat ini momentumnya OOC sehingga sangat tepat sebagai kesadaran global, mengenai kelautan.
“Secara spesifik di forum ini, kami ingin mendorong, agenda agenda spesifik perairan dan kemaritiman yang dicanangkan dalam OOC 2018,” sambungnya.
Apalagi, sejatinya agenda utama OOC ini juga beririsan dengan apa yang selama ini dilakukan FKKI. Semua itu, merupakan manifestasi dari perlindungan terhadap kemaritiman.

Riki kembali menegaskan, FKKI mendorong kegiatan atau agenda utama OOC,  serta model seperti apa nantinya yang bisa diadopsi.
Pada kesempatan itu, Riki menyampaikan tentang upaya menggalang dana abadi sebagai model kolaborasi dari semua anggota FKKI.
Dicontohkan, di Provinsi Papua Barat, telah mengkolaborasikan model dari hulu dan hilir yang dimulai didesain dengan  melibatkan pemerintah daerah dan Komunitas.
“Kita harapkan itu bisa berkelanjutan dan sudah 70 persen taget dana sudah tercapai, dengan dana abadi ini, kami berkomitmen menggalang dana senilai 40 juta USD,” imbuhnya
Dana sebesar itu, nantinya  akan dijadikan untuk  dana konservasi  di Papua  Barat khususnnya di area kepala burung atau di Sorong. (rhm)

 

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *