Sarasehan Spiritual Indonesia-Bali Tekuni Dunia Spiritual, Bupati Eka Diundang Jadi Pembicara

KataBali.com- BERBAGAI kegiatan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti sepertinya tidak pernah berhenti menjadi sumber inspirasi bagi sejumlah pihak. Di tengah padatnya aktivitas memimpin Kabupaten Tabanan, bupati perempuan pertama di Bali ini selalu menyiapkan dan menyempatkan diri untuk bisa berbagi kepada sesama.
Karena itu, muncul kemudian tagline Investasi Hati. Sebuah tagline yang kemudian menjadi judul buku biografinya dan sudah beberapa kali diulas dalam bedah buku, baik dari kalangan umum maupun akademisi.
Salah satu implementasi Investasi Hati yang sering didengungkan Bupati Eka adalah pengobatan secara spiritual. Belakangan ini, kegiatan tersebut semakin sering dilakoni Bupati Eka bersama Perguruan Siwa Murti Bali.
Intensitas Bupati Eka dalam menekuni dunia spiritual ini rupanya mengundang perhatian dari Komunitas Spiritual Indonesia-Bali. Sehingga, pada Sabtu (21/10), Bupati Eka diundang sebagai pembicara sekaligus berbagi pengalaman dalam Sarasehan Spiritual Indonesia-Bali.
Dalam acara yang digelar di Geo Coffee, Pengubengan- Kuta Utara tersebut, hadir juga anggota DPD RI yang juga Sesepuh Komunitas Spiritual Indonesia AA Ngurah Oka Ratmadi, anggota DPRD Kabupaten Tabanan I Putu Eka Putra Nurcahyadi, Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Tabanan I Putu Dian Setiawan.
Hadir dalam kesempatan itu bagi Bupati Eka rupanya memberikan kesan mendalam. Selain karena ini merupakan momen pertama kalinya bisa berkumpul bareng sesama penggiat dunia spiritual, ada hal penting lainnya yang dirasa sangat penting baginya.
“Di sini saya lihat ternyata banyak saudara-saudara kita yang peduli dan punya simpati terhadap lingkungan dan sesama. Berbagi. Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Sebetulnya, kita sudah saling bertemu dalam beberapa kali momen. Tapi berkumpul dalam jumlah banyak seperti sekarang ini ya baru pertama kali ini,” ujar Bupati Eka seusai kegiatan.
Dia sendiri berharap, kegiatan seperti ini bisa berlanjut kembali. Bukan sekadar untuk berkumpul atau kopi darat semata. Namun, lebih dari itu adalah untuk berbagi dan tukar pengalaman.
“Positifnya adalah berbagi pengalaman. Sebab, kita ini datang dari berbagai profesi yang berbeda-beda. Tentunya pengalaman yang dibawa juga beda-beda. Banyak pengalaman dan masukan di sini. Di sini kita belajar. Karena pada dasarnya manusia itu harus belajar,” jelasnya.
Soal pembelajaran pun, sambung dia, berkorelasi dengan salah satu ulasan dalam sarasehan tersebut. Yakni, menyangkut soal kegiatan meditasi yang bertujuan untuk menyeimbangkan hidup.
“Seperti tadi, yang dibahas adalah soal meditasi untuk mencapai keseimbangan hidup. Sebetulnya, ini sudah sering saya tekankan. Baik untuk diri sendiri maupun kepada teman-teman atau orang lain, bahwa hidup ini memang harus seimbang,” katanya.
Sebelumnya, dalam sesi utama Bupati Eka menyampaikan bahwa sebelumnya dalam pikiran dia tidak terlintas pikiran akan menjadi bupati atau kepala daerah dengan aktivitas kedinasan yang begitu padat. Begitu juga dengan aktif di dunia spiritual dengan kegiatan pengobatan massal yang terhitung rutin.
“Semuanya mengalir seperti air. Awalnya, mungkin saya merasa asing atau terganggu karena tidak terbiasa. Tapi kemudian saya merenung. Mungkin inilah jalan yang Tuhan berikan ke saya. Mungkin inilah jawaban dari Tuhan agar prinsip saya, bisa berguna bagi umat, bisa dijalankan,” ungkapnya.
Dalam perjalanan, sambungnya, Bupati Eka mulai terbiasa melakoni aktivitas tersebut. Bahkan, sejak saat itu dirinya mulai merasakan kepuasan batin karena bisa melayani umat. “Ada kepuasan batin tersendiri bisa membantu. Hidup kita akan jadi lebih bermakna. Astungkara. Selama perjalanan ini ada banyak pelajaran yang saya petik dan mengasah rasa syukur dan keikhlasan saya,” ungkapnya.
Sementara itu, AA Ngurah Oka Ratmadi yang akrab disapa Cok Rat mengatakan, dunia spiritual sejatinya tidak mengenal perbedaan. Sebab, keberadaan Tuhan sejatinya tunggal atau esa. “Tuhan kita cuma satu. Agamanya yang banyak. Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ada pada hati kita,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Panitia Sarasehan, Agus Januraka dalam sambutannya menerangkan secara ringkas apa yang menjadi alasan pihaknya mengundang Bupati Eka dalam kegiatan tersebut. “Beliau orang pemerintahan, politik, tapi menekuni bidang spiritual juga. Buat kami, sosok beliau mampu menyebarkan vibrasi positif. Karena itu, kami undang beliau menjadi pembicara dan berbagi pengalaman dalam sarasehan ini,” katanya. (hmtb)

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *