Penghitungan di Kecamatan Rawan Konflik
KataBali.com -Pengamat politik Universitas Ngurah Rai Denpasar Dr Luh Riniti Rahayu menengarai, meski
secara umum proses pungut hitung Pilkada Buleleng 2017 di tingkat TPS berjalan baik, namun pihaknya tetap menghimbau agar seluruh penyelenggara baik KPU Buleleng maupun Panwaslih Buleleng tetap waspada.
Penegasan Riniti agar penyelenggara tetap waspada, itu sebagaimana disampaikan saat dikonfirmasi, Rabu (15/2) via telepon. Dijelaskan, kewaspadaan bagi penyelenggara (KPU dan Panwaslih Buleleng), itu karena pihaknya meyakini, bahwa pada proses pengitungan di tingkat kecamatan oleh panitia pemilihan kecamatan (PPK) akan rawan salah hitung dan rawan konflik.
“Penghitungan berikutnya berada di tingkat PPK akan rawan kesalahan hitung dan rawan konflik. Ini karena masing-masing pihak (tim sukses) menginginkan calonnya menang. Sehingga kemungkinan memakai berbagai cara yang dapat menimbulkan konflik. Penyelenggara baik jajaran KPU dan jajaran Panwas benar-benar harus bekerja profesional, sepenuh waktu dan kuat mental untuk kebal godaan,” kata Riniti.
Lebih lanjut, mantan komisioner KPU Bali ini menambahkan, ada banyak catatan penting dari proses awal hingga proses pungut hitung Pilkada Buleleng 2017 kemarin. Dijelaskan, catatan penting itu pertama terkait sengketa pencalonan.
“Pilkada Buleleng nyaris hanya diikuti satu pasangan calon. Padahal pasangan calon independent hanya selisih 47 suara. Untung saja, paslon independent menempuh jalur hukum dan mampu mengendalikan pendukungnya menggunakan cara lain, meskipun pada saat itu KPU sudah menetapkan satu paslon tunggal,”terangnya.
Demikian halnya dari sisi penyelenggara, dengan adanya keputusan pengadilan, secara profesional KPU Buleleng juga akhirnya menghormati keputusan hukum. “KPU akhirnya mau merubah, walaupun harus diakui bahwa tahap pencalonan saat itu sarat dengan potensi gaduh, dan bersyukur mampu diselesaikan dengan baik,”tambahnya.
Sehingga dengan adanya pengalaman itu, dengan selesainya proses pemungutan dan penghitungan suara di tingkat TPS, Riniti tegas mengingatkan agar penyelenggara benar-benar waspada dari godaan transaksional.”Sekarang saat pelaksanaan penghitungan adalah masa paling kritis dari seluruh tahapan Pilkada.
Pilkada sekarang berbeda dengan sebelumnya. Sekarangnya setiap TPS ada PPL. Jadi pengawasan benar-benar harus intensif,”pintanya.
Meski demimian, bila ternyata ada kecurangan-kecurangan dan pengaduan, ketua LSM Perempuan Bali Sruti ini berharap agar pengawas mampu bersikap tanggap untuk merespon dan menindaklanjuti.”Pengawas harus berani bertindak dan tidak hanya sekadar diawasi saja,”pungkasnya.(JcJy)