Harga Cabai Rawit Picu Inflasi di Denpasar
KataBali.com – Kenaikan beberapa komoditas seperti cabai memicu terjadinya inflasi di KOta Denpasar pada bulan Desember 2016 yang mencapai 0,69 persen. Data dirilis Badan Pusat Statistik Provinsi Bali menyebutkan, bulan Desember lalu, terjadi inflasi sebesar 0,69 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 123.10 persen.
“Tingkat inflasi kumulatif bulan Januari sampai Desember 2016 dan tahun ke tahun (YoY) sebesar 2,94 persen,” terang Kepala BPS Bali Adi Nugroho di kantornya, Selasa (3/1/17).
Dijelaskan, inflasi terjadi karena peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks lima kelompok pengeluaran yakni kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang mengalami inflasi hinga 2,38 persen.
Sedangkan kelompok bahan makanan inflasi mencapai 0,86 persen, kelompok kesehatan 0,40 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembaau 0,35 persen. Serta kenaikan kelompok perumahan listrik, air dan gas sebesar 0,12 persen.
“Sedang kelompok sandang mengalami deflasi sebesar 0,41 persen,” imbuh Adi dalam paparan yang dihadiri Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana dan pejabat laiannya itu. Adapun komoditas yang memberikan andil sumbangan terjadinya inflasi bulan Desember lalu seperti tarif angkutan udara, bensin non subsidi, cabai rawit, bawang putih dan lainnya.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga selama bulan Desember seperti cabai merah, apel, daging ayam ras, emas perhiasan dan baju kaos. Dari 82 kota di Tanah Air, tercatat 78 kota yang mengalami inflasi sedangkan empat kota lainnya mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe mencapai 2,25 persen sedangkan terendah di Tembilahan dan Padang Sidempuan masing-masing sebesar 0,02 persen. Sementara Kota Manado justru mengalami deflasi tertinggi sebesar 1,52 persen dan terendah di Kota Tegal Jawa Tengah sebesar 0,09 persen.
“Kota Denpasar menenpati urutan ke-24 dari 78 kota yang mengalami inflasi pada bulan Desember tahun lalu,” imbuh Adi. (Jckn)