Puluhan Bidan PTT Mesadu ke Dewan, Pertanyakan Kejelasan Status yang Gabeng
KataBali.com -Puluhan perwakilan bidan pegawai tidak tetap (PTT), Rabu (30/11) kembali mendatangi gedung dewan. Kedatangan puluhan bidan PTT yang tergabung dalam Forum Federasi Bidan PTT Indonesia (Forbides) Pusat di Bali yakni untuk mempertanyakan status mereka yang hingga kini masih gabeng alias tak jelas.
Ketua Forbides Wayan Nurlaini menyatakan, bahwa saat ini ada sekitar 428 Bidan PTT di Bali. Jumlah tersebut sebanyak 424 Bidan PTT telah mengikuti tes pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang digelar pada tanggal 21-23 Juli 2016. Adapun 4 orang menolak untuk mengikuti tes.
Menurutnya, permasalahan bukan hanya persoalanan status saja yang dirasakan oleh para Bidan PTT di Bali. Melainkan juga dampak pada perolehan income-nya. Dimana, saat ini para Bidan PTT hanya mendapat insentif saja. “Status kami belum jelas. Ini juga berpengaruh pada income kami. Kami hanya dapat insentif saja, sedangkan tugas kami berat. Ini yang buat kami galau tingkat dewa,” ujarnya saat beraudiensi dengan Komisi IV DPRD Bali diruang Badan Legislasi (Baleg), Rabu (30/11) kemarin.
Sedangkan anggota Forbides Bali Wayan Weni menambahkan, tugas Bidan PTT sangat besar dan berat. Bahkan, tugasnya bukan saja sebagai bidan. Melainkan sebagai cleaning service dan petugas Bank Sampah. Kadang juga sebagai psikiater bagi masyarakat yang memiliki keluhan. “Tugas kami itu rangkap jabatan. Mulai jadi tukang bersih-bersih, kadang juga jadi psikiater. Karena kami sendirian di sana, jadi ya itu kami lakukan semuanya sendirian,” kata Bidan PTT yang bertugas di Pedahan, Karangasem ini.
Bukan hanya itu, banyak pengalaman yang telah dirinya alami selama bertugas sebagai Bidan PTT di Kabupaten Karangasem. Misalnya, saja membantu salah seorang warga yang melahirkan dibawah jurang. Belum lagi, jarak rumah ke tempat dirinya bertugas menempuh waktu tak kurang dari 1-2 jam perjalanan. “Saya juga pernah punya pengalaman membantu warga yang melahirkan dibawah jurang. Awalnya saya takut karena digonceng oleh pria berbadan kekar dan tattoan. Dia panggil buat minta tolong bantu orang melahirkan. Saya tanya ke orangnya masih jauh apa nggak, dia bilang sudah dekat gitu terus. Saya takut, tapi ternyata benar ada yang mau melahirkan dibawah jurang,” ceritanya.
Mendengar paparan para bidan PTT, Ketua Komisi IV DPRD Bali Nyoman Parta mengaku sangat prihatin akan nasib para Bidan PTT yang telah bekerja setulus hati. “Kami sangat prihatin sekaligus mengapresiasi kerja keras para Bidan PTT ini. Sungguh mulia sekali tugas anda semua,” katanya didampingi anggota Komisi IV Ketut Mandia. Selanjutnya, Komisi IV DPRD Bali akan memperjuangkan nasib dan kejelasan dari para Bidan PTT. Parta berjanji akan bersurat dan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) serta Kementrian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) di Jakarta. “Yang pertama kami akan koordinasikan, kami juga akan bersurat Kemenkes dan Kemenyan-RB tentang kepastian Bidan PTT ini. Kebetulan tanggal 7 Desember ini kami akan ke Jakarta,” pungkas Parta.(JCJy)