Ngajegin Jagad Bali dengan Pengobatan Sekala Niskala

KataBali.com – Perguruan Siwa Murti kembali menggelar kegiatan bakti sosial dalam bentuk pengobatan niskala secara gratis di Kabupaten Tabanan.

Kegiatan yang dipaketkan dengan pengobatan medis atau sekala dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan ini digelar di wantilan Monumen Markas Besar Oemoem (MBO) Munduk Malang, Desa Dalang, Selemadeg Timur pada Sabtu 16 Juli 2016.

Kegiatan itu dimulai secara resmi Dewan Penasehat Perguruan Siwa Murti yang juga Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti. Bahkan, dalam kesempatan itu, Bupati Eka sempat turun tangan langsung mengobati beberapa warga yang mendaftar sebagai pasien.

Selain itu, kegiatan digelar bersama Yayasan Ekalawya Educare Foundation itu dihadiri Ketua Umum sekaligus Pinisepuh Perguruan Siwa Murti Dr Jero Mangku Made Subagia dan seluruh anggotanya, serta seluruh pimpinan SKPD di lingkungan Pemkab Tabanan.

Yang terpenting, masyarakat Selemadeg Timur, khususnya dari Desa Dalang, Gunung Salak, Gadungan, Gadung Sari, Megati, Bantas, dan Beraban.

“Untuk peserta yang hadir pengobatan sekala niskala dioptimalkan dari empat desa di antaranya Desa Dalang, Gunung Salak, Gadungan, dan Gadung Sari. Serta ada juga peserta dari desa lainnya seperti Megati, Bantas, dan Beraban, ” jelas Camat Selemadeg Timur I Gusti Putu Ngurah Dharma Utama.

Dikatakan, kegiatan ini merupakan salah satu cara untuk mendukung kegiatan pembangunan di Tabanan yang arah utamanya bidang kesehatan. Bukan hanya melayani kesehatan secara jasmani saja, namun batin.

“Dan, ini merupakan kegiatan pertamanya di Bali yang menggandengkan pengobatan sekala atau medis dan niskala. Karena selama ini pengobatan medis hanya digelar sendiri,” ungkapnya.

Kata dia, minat masyarakat dengan kegiatan pengobatan niskala yang cukup tinggi.

“Karena sampai dengan sehari sebelum kegiatan ini digelar, jumlah pendaftar mencapai 286 orang,” imbuhnya.

Ketua Umum sekaligus Pinisepuh Perguruan Siwa Murti Dr Jero Mangku Made Subagia menyampaikan terima kasihnya karena diberi kesempatan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, terlebih menyangkut bidang kesehatan.

“Karena kesehatan itu merupakan hal yang utama. Setiap kita saling bertemu, pasti kita akan saling menanyakan kabar. Dan, kita menjawab baik atau sehat,” ujarnya.

Dikatakan, kegiatan pengobatan ini terhitung rutin digelar di Tabanan. Terlebih Bupati Eka merupakan Dewan Penasehat Siwa Murti.

“Tapi kami berharap bisa melayani masyarakat di seluruh Bali. Sebab, masyarakat di Bali banyak memerlukan bantuan,” ujarnya.

Bupati Eka menyampaikan rasa bangganya atas pelaksanaan pengobatan sekala niskala yang digelar Perguruan Siwa Murti ini. Sebab kegiatan ini sudah dipersiapkan sebulan sebelumnya.

“Ide awalnya ingin turun memberikan pelayanan kesehatan di tengah masyarakat. Tidak hanya sekala saja, tapi niskala juga,” ujarnya.

Dia meminta restu untuk terus melakukan kegiatan ini. Sebab menurutnya, kegiatan ini merupakan bentuk “investasi hati” untuk Bali.

Menabung kebaikan untuk Bali. Bukan hanya untuk Tabanan saja. Sehingga dalam menjalankan tugas selalu diberikan kemudahan dan dijauhkan dari segala gangguan.

Bali yang ajeg itu merupakan tujuan kita bersama. Dan, kegiatan ini salah satu bentuk menjalankan amanat dalam swadarma usadha. Membantu umat untuk mendapatkan kesembuhan dari penyakitnya, baik sekala maupun niskala.

Karena itu, kegiatan ini akan terus dilaksanakan dengan tetap menggandengkan pengobatan niskala dengan sekala sehingga masyarakat sehat secara sekala maupun niskala.

Ke depan akan terus digandengkan dengan pengobatan sekala atau medis. Kenapa kita buat Mobil Sehat yang satu-satunya ada di Indonesia.

Itu agar pelayanan kesehatan bisa menjangkau masyarakat di wilayah pelosok, seperti di pegunungan atau pesisir,” ujarnya.

Sepanjang pelaksanaannya, sambung Bupati Eka, pengobatan sekala dan niskala gratis yang digelar Perguruan Siwa Murti mendapatkan sambutan yang baik dari masyarakat. Sebab, kegiatan tersebut mengangkat kultur dan kearifan lokal.

“Dan, ini bukan suatu hal yang tabu. Karena kita jumpai setiap hari. Sama seperti makan dan minum. Tuhan menciptakan hitam dan putih agar hidup ini seimbang,” tuturnya.

Dengan kegiatan ini, sambungnya, kita sebagai umat manusia selalu eling bahwa segala yang kita milikki adalah titipan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa.

Dan, kegiatan ini juga sebagai bagian dari upaya membangun jiwa dan mental manusia.

“Bukan hanya raga saja. Prinsipnya adalah keseimbangan dan harmoni kehidupan. Alam ini perwujudan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,” tandasnya. (maf)

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *