Amor Ring Acintya, Ida Pedanda Gede Made Gunung Telah Berpulang

KataBali.com – Rohaniwan Hindu, Ida Pedanda Made Gunung (66) yang juga tokoh spiritual dan memiliki wawasan keagamaan cukup luas dari Griya Purnawati, Desa Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali  telah berpulang Rabu lalu(18/05/2016) dini hari.

Ida Nak Lingsir wafat akibat menderita stroke non hemmorhagik luas, ADHF profil B, ACKD, AF RVR, gagal nafas.

Salah seorang putra almarhum, Ida Bagus Made Purwita Swamem di Blahbatuh, Kabupaten Gianyar mengatakan, almarhum menjalani perawatan sejak seminggu yang lalu juga sempat diidentifikasi karena stroke hingga menjalani perawatan di ruang ICU RSUP Sanglah.

Almarhum meninggalkan seorang istri yakni Ida Peranda Istri Raka serta empat putra-putri yakni Ida Ayu Gde Padmawati, Ida Bagus Made Purwita, Ida Ayu Ketut Puspitawati dan Ida Ayu Purnawati.

Ida Bagus Made Purwita menjelaskan, sesuai hasil rapat keluarga ritual pelebon (pengabenan) akan dilaksanakan pada 21 Juli 2016 dan memandikan jenazah (mesiraman) 5 Juni 2016.

Pelaksanaan pelebon itu, kata Ida Bagus Made dilaksanakan setelah lewat dua purnama dan dua kali bulan mati atau tilem. Untuk persiapan upacara pelebon akan dilaksanakan pada hari Kamis (19/5).

Dalam kepergian Ida Peranda Gunung yang cukup memberikan ilmu pengetahuan soal pelaksanaan agama Hindu di Bali itu meninggalkan ribuan sisia atau murid.

Selain itu juga mewariskan benda benda koleksi 300 tetekan (tongkat) serta 370 buah lontar,” ujar Ida Bagus Made Purwita.
Berita meninggalnya agamawan Hindu kenamaan itu, seperti disampaikan juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Gede Pasek Suardika lewat akun facebook nya pada Rabu lalu (18/5/2016).
“Telah berpulang ke alam Brahmanloka, Ida Pedanda Gede Made Gunung Agamawan, pencerahan umat sekaligus aktivis penjaga kesucian alam Bali akibat sakit stroke pada pukul 04.45,” tulis Pasek Suardika.

Untuk itu, Suardika mengajak umat HIndu, untuk mewarisi spirit perjuangan dan rela ngayah Beliau untuk kemajuan umat Hindu.

“Pesan Beliau untuk tetap teguh dalam perjuangan melawan para perusak alam, termasuk para pelaku rencana Reklamasi Teluk Benoa,” sambungnya.

Di mata Suardika, Made Gunung meskipun telah kembali ke Sang Pencitpta tetapi semangat dan pesan perjuangannya tetap hidup dan menjadi kekuatan didalam diri kita masing-masing.

OM swargantu, murchantu, sunyantu, moksantu. Om Ksama sampurna ya namah Swaha.(Af)

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *