Megawati Sebut Akar Perbudakan di Indonesia Belum Hilang

KataBali.com – Mental sebagai bangsa budak belum juga bisa hapus di Indonesia. Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri berharap masyarakat mulai membangun mental sebagai bangsa yang benar-benar merdeka.

Megawati menyampaikan hal itu, saat penutupan Rakreda I DPD PDIP Bali di Sanur Denpasar akhir pekan lalu.

Fakta yang diungkapkannya, merupakan bagian otokritik agar bangsa ini bisa beranjak benar-benar merdeka.

Dia merasa gerah, setelah 70 tahun merdeka, mental sebagai bangsa yang benar-benar merdeka, belum terlihat.

Ia merasakan sendiri bagaimana sulitnya membangun kader partai, yang memiliki karakter sebagai bangsa merdeka.

“Bagaiamana caranya di tingat nasional, kita bisa lebih meengefektfikan melakukan kerja-kerja yang efisien, dengan apa yang dahulu direncanakan Bung Karno sebagai pendiri bangsa,” ucapnya,

Dia mengumpulkan buku-buku karya Soekaro, dibedah. Sebagai ketua umum partai, Megawati merasa penting mengambil kembali, nilai-nilai ajaran itu setelah 71 tahun merayakan kemerdekaan.

“Coba pikirkan, saya bilang Bung Karo menjanjikan melalui jembatan emas kemerdekaan itu, akan membawa bangsa ini lebih baik,” tuturnya.

Kata Megawati, bangsa ini sebenarnya bisa lebih cepat maju. “Tetapi yang saya rasakan tidak bisa seperti itu,” akunya.

Banyak hal yang bisa dimaksimalkan tetapi tidak terjadi. Padahal, sumber daya alam dan manusia (resources) begitu melimpah.

Kekayaan nusantara ini yang sangat luar biasa, kalau semua kekuatan bersatu padu menyatukan pikiran, melangkah bekerja bersama, mestinya 10 tahun waktu yang cukup untuk mewujudkan harapan bersama.

“Kalau saya hitung-hitung, harusnya 10 tahun seorang eksekutif bisa menjalakan pemerintahannya, kenapa ya, kapan bisa maju, bukan balik ke belakang, potensi besar ini tidak dimanage, tidak dijalankan, tidak didetilkan,” ujara dia.

Diakuinya, pengalaman Indonesia yang dijajah 350 tahun, maka yang dinamakan akar perbudakan belum bisa hilang.

“Kalau tidak suruh sampai braak (gebrak meja atau dimarahi), masih kaaya budak mesti digitukan, kalau aku (Megawati) ga ada, ga jalan, kalau saya ada pura pura rajin,” selorohnya disambut tawa hadirin.

Dia berkeyainan sebagaimana dipikirkannya, setelah 70 tahun merdeka, bangsa ini belum bisa menghilangkan akar perbudakan.

“Akar perbudakan, kalau ngomong begitu, nanti saya dibully, ngomong diluar nanti dianggap menghina bangsa, kita ini melakukan otokritik, apa kekurangan kita,” dalihnya.

Dia mengingatkan, bahwa bangsa ini memiliki darah bagus, harusnya melahirkan jiwa merdeka dan membawa manusia yang merdeka pula.

“Apa sih, arti merdeka, tanpa disuruh-suruh, akan dikerjakan sendiri, saya waktu anak presiden saja membersihkan kamar sendir, padahal punya dua pembantu,” katanya mencontohkan.

Apa yang disampaikannya itu, meskipun terihat kecil atau sederhana namun sebenarnya startegis dalam menumbuhkan jiwa merdeka. (faz)

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *