Dialog Drama “Cupak Tanah” Karya Putu Satria di Bentara Budaya Bali

KataBali.com – Bentara Budaya Bali mendialogkan buku kumpulan naskah drama “Cupak Tanah” karya Putu Satria Kusuma di Jalan Prof IB Mantra 88A, Ketewel, Gianyar pada Sabtu (19/3/2016) .

Diskusi dihadir Ida Bagus Darmasuta, seorang penulis naskah drama yang juga aktif dalam kegiatan kesastraan dan kebahasaan.

“Cupak Tanah” berisikan 8 naskah drama yang merefleksikan pencarian Putu Satria sebagai aktor sekaligus sutradara yang mencoba mengkritisi beragam problematik di Bali, semisal dalam naskah drama “Cupak Tanah” serta “Bayangan di Depan Bulan”.

Buku ini meraih penghargaan Widya Pataka 2015 dari Pemprov Bali.

Sebagian besar lakon-lakon dalam buku itu telah dipentaskan bersama Kampung Seni Banyuning, sebuah kelompok teater yang didirikan oleh Putu Satria Kusuma di tanah kelahirannya, Buleleng.

Putu Aryastawa, staf BBB, mengungkapkan bahwa selain diskusi, acara juga dimaknai dengan pemutaran film dokumenter yang mengelaborasikan memoar kreatif Putu Satria Kusuma.

Digarap khusus pula sebuah pertunjukan teater “Di Ruang Tunggu”, salah satu naskah dalam buku “Cupak Tanah”, yang akan dibawakan oleh Teater Tebu Tuh. Sebagai sutradara dan pemain adalah I Wayan Sumahardika dan Putu Satria Kusuma.

“Selain itu, sejumlah foto terpilih karya Ida Bagus Darmasuta, Agus Wiryadhi Saidi dan Phalayasa juga akan dihadirkan dalam acara ini, merangkum momen-momen dramatik pertunjukan Putu Satria Kusuma.” tambah Putu Aryastawa.

Diketahui, Putu Satria merupakan sastrawan dan dramawan kelahiran tahun 1964 ini telah menulis dan menyutradarai sejumlah sinetron, hingga memenangkan berbagai penghargaan, di antaranya Pemenang Ketiga Penulisan Naskah Drama Dewan Kesenian Jakarta (1998), meraih hibah Yayasan Kelola (2007).

Juga, penghargaan dari Menbudpar RI atas Skenario Film ‘Romantika Mesin Cusi (2005) serta menampilkan pertunjukan ‘Cupak Tanah’ di Bentara Budaya Jakarta (2000), Gedung Kesenian Jakarta (2000), CCCL Bandung (2007), dan berbagai kegiatan di beberapa kota di Indonesia.

Karya filmnya antara lain “Janger Kolok” mendapat penghargaan di PKB dan Kemenbudpar RI, “Subak Pancoran” mendapat penghargaan di PKB dan Lima Besar di Denpasar Festival Film Dokumenter, “Tabuh Rah dan Tajen”, serta “Renganis Seni Vokal dari Bali Utara”. Karya cerpennya juga masuk dalam kumpulan Komunitas Sastra Indonesia dan Lobakan.

Ida Bagus Darmasuta, lahir di Denpasar, 10 April 1962. Ia menulis naskah drama Bunga Layu Mekar Kembali [1989], Jika Tangan Telah Menyatu [1990], dan Bondar [1990], telah ditayangkan oleh TVRI Denpasar.

Darmasuta juga menulis puluhan naskah pendek untuk kepentingan Lomba Calon Bintang Film dan Sinetron yang diselenggarakan oleh Kofina [Koperasi Film Nasional] Cabang Bali bekerja sama dengan TVRI Denpasar [1989—1990].

Semasa menjadi mahasiswa di Fakultas Sastra Universitas Udayana, Ia terbilang sebagai penggagas lomba drama modern se-Bali. Ia pernah menjabat Kepala Balai Bahasa [2000—2005], aktif mengadakan kegiatan kesastraan dan kebahasaan, serta memfasilitasi penerbitan buku sastra dan bahasa.

Pada tahun 2007, ia memperoleh Penghargaan Sastra Rancage atas jasanya membina dan memfasilitasi penerbitan buku sastra Bali modern. Ia juga kerap diminta sebagai pembicara, maupun sebagai juri untuk berbagai kegiatan sastra. (faz)

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *