Menteri Marwan Ajak Tingkatkan Kerjasama Pembangunan Desa di Forum Saemaul

KataBali.com – Potensi desa di Indonesia yang sangat besar namun belum terkelola secara maksimal, akan menjadi perhatian khusus Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar saat menjadi pembicara di Global Saemaul Leadership Forum (GSLF) 2015  yang berlangsung di Republik Korea pada 24-27 November 2015 waktu setempat.

Kerja sama lintas negara sangat perlu ditingkatkan. Dan forum GSLF yang melibatkan 48 negara ini, akan mendiskusikan strategi pembangunan berkelanjutan desa-desa di dunia.

“Termasuk Indonesia yang tahun 2015 mulai gencar menjadikan  desa sebagai basis pembangunan nasional,” ujar Menteri Desa, Marwan Jafar di Korea, Selasa (24/11/2015) waktu Indonesia.

GSLF 2015 ini berlangsung di Hotel Inter- Burgo, Daegu, Republic Korea. Diselenggarakan oleh Ministry of the Interior, Pusat Saemaul Undong Korea, Pemerintah Kota Daegu dan disponsori oleh Ministry of Foreign Affairs,  Ministry of Agriculture, Food and Rural Affairs, Rural Development Administration, Gyeongsangbuk-do, dan KOICA.

Dan GSLF 2015 merupakan forum pertemuan negara-negara dan para pemimpin Saemaul Undong di dunia.  Pemerintah Republik Korea memiliki konsep Saemaul Undong, yakni suatu  gerakan mental Desa Membangun yang melibatkan partisipasi masyarakat secara luas.

“Forum ini untuk berbagi semangat membangun desa yang dilakukan di seluruh dunia,” ujar Marwan Jafar.

Tahun ini pertemuan yang kedua kalinya.  forum GSLF ini untuk mencari strategi pembangunan yang berkelanjutan.  Rangkaian acaranya terdiri dari Seminar, Pertemuan Tingkat Tinggi, Pertemuan Sosial antar Negara dan Pemimpin Saemaul Global, Pameran Teknologi Pertanian, dan lain-lain.

Dari hasil pertemuan lintas negara ini, Menteri Marwan mengatakan, ada konsep dan strategi yang bisa diterapkan di Indonesia.

Apalagi, Saemaul Undong telah diakui Organisasi PBB Unesco (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization)  sebagai model pengembangan ekonomi yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat.

“Konsep ini mampu membawa Korea yang tadinya negara miskin, menjadi negara sangat maju,” ujarnya.

Desa-desa di Indonesia, kata Marwan Jafar, peluangnya sangat besar untuk menjadi basis pembangunan nasional.  Sebanyak 74.093 desa memiliki karakteristik dan kondisi potensi alam yang berbeda-beda. Dari sektor agraris, Indonesia memunyai lahan pertanian dan perkebunan yang bisa digarap untuk ketahanan pangan.

“Apalagi dari sektor pariwisata, masyarakat desanya juga sudah siap menyambut kedatangan wisatawan. Jadi tidak ada alasan lagi di masa datang, pertumbuhan ekonomi desa diragukan lagi,” ujarnya.

Indonesia sudah mengadopsi konsep Saemaul Undong  sejak tahun 2008, yakni di Yogyakarta, terutama pembangunan desa di Kabupaten Gunung Kidul.

“Dan konsep ini, memiliki spirit yang sama dengan Undang Undang Desa yang memberikan ruang besar kepada desa untuk melakukan perubahan,” ujar Menteri Desa.

Dalam pertemuan itu, Menteri Desa, Marwan Jafar menyampaikan program kerja sama terkait pembangunan desa. Di antaranya;  program peningkatan kapasitas sumber daya manusia; Kerjasama pembangunan kawasan perdesaan dengan menggunakan model pemberdayaan masyarakat, seperti Saemaul Undong (Gerakan Desa Baru). (maf)

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *