Giriasa Pilih Cara Normalisasi untuk Selamatkan Teluk Benoa

KataBali.com – Pasangan calon Bupati Badung Nyoman Giri Prasta dan Wakil Bupati Ketut Suiasa yang disapa Giriasa memilih cara normalisasi untuk mengembalikan kawasan Teluk Benoa, dari kerusakan.

Pandangan pasangan nomor urut 1 yang diusung PDI Perjuangan itu disampaikan dalam debat kandidat Pilkada Badung yang juga dihadiri pasangan nomor urut 2 pasangan calon Bupati Made Sudiana dan Wakil Bupati Nyoman Sutrisno yang disapa Badung bagus.

Debat kandidat mulai menghangat ketika Ida Ayu Sri Widnyani seorang panelis menanyakan bagaimaa pasangan Giriasa menyikapi isu Teluk Benoa yang menyulut kontroversi publik.

Suiasa langsung memaparkan cara-cara bagaimana mengembalikan fungsi Teluk Benoa yang oleh kalangan agawan HIndu PHDI ditetapkabns sebagai kawasan suci.

“Tidak ada konsep reklamasi untuk Teluk Benoa tapi normalisasi. Reklamasi dengan normalisasi itu beda,” jelas Suisa di Kuta, Badung, Rabu (18/11/2015).

Konsep normalisasi dimaksud kata Suiasa,  upaya yang bisa mengembalikan fungsi-fungsi lingkungan hidup di Teluk Benoa untuk kembali normal sesuai kaidah sebenarnya.

Untuk menuju ke arah itu, ditempuh langkah-langkah seperti pertama melakukan penanggulangan agar abrasi tidak semakin meluas.

Dari berbagai amatan dan laporan yang ada, kawasan Teluk Benoa sudah mengalami kerusakan seperti abrasi, tergerusnya lahan mangrove hingga pendangkalan alur.

Yang kedua, dengan mengembalikan fungsi dan penanaman mangrove. “Kita harus kembalikan hutan bakau itu, karena semakin terkikis,” ucapnya.

Langkah Ketiga, menyangkut keberadaan Pulau Pudut yang luasnya disebut-sebut mencapai 8 hektar lebih dan kini tersisa 8 are, sangat mendesak untuk dilakukan upaya-upaya dalam mengembalikan lingkungan tersebut.

“Itulah yang kita maksud mengembalikan pada posisi semula, harus ada langkah-langkah riil untuk pengembalian lingkungan Pulau Pudut,” tutur petinggi Partai Golkar Badung itu.

Panelis lanjut mengejar apakah pasangan Giriasa akan menolak ataukah mendukung reklamasi Teluk Benoa, tidak keluar jawaban tegas selain akan mendorong mendorong normalisasi Teluk Benoa.

“Untuk memperbaiki Teluk Benoa bukan reklamasi melainkan normalisasi. Itulah konsepnya,” tandasnya. (maf)

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *