Dolar Melambung, Pariwisata Bali Tersenyum

Kabarnusa.com – Gejolak melemahnya rupiah akibat melambungnya dolar justru menguntungkan masyarakat di Bali yang menggantungkan sektor pariwisata karena banyak transaksi hotel restoran menggunakan mata uang asing Amerika Serikat itu.

Hal itu disampaikan Asisten II Sekretariat Pemprv Bali Bidang Ekonomi dan Pembangunan I Ketut Wija bahwa, perekenomian Bali sama sekali tidak berpengaruh dengan meroketnya nilai tukar Dolar yang mencapai Rp14.000 per dolar.

Karena hampir seluruh transaksi di Bali yang didominasi oleh pariwisata, hotel dan restoran, semuanya menggunakan dolar.

“Jadi semakin dolar itu naik, Bali semakin happy. Dolar naik malah senang,” katanya di Denpasar, Kamis (27/8/2016).

Dampak dari krisis saat ini adalah beberapa kota lain di Indonesia terutama yang memiliki industri atau perusahan yang bahan bakunya merupakan hasil import.

Jika pun tidak impor, umumnya industri yang menggunakan bahan baku yang berasal dari alam dengan harga yang tinggi.

Sementara di Bali tidak ada industri, tidak ada pabrik, dan tidak ada industri berskala besar. Jadi dolar naik tidak berpengaruh.

Lagi pula karakter orang Bali memang tidak banyak protes, dan lebih cenderung menerima apa adanya,” tuturnya.

Wija menyebut dampak krisis saat ini memang tetap ada di Bali. Dimana terjadi penurunan secara signifikan transaksi pembelian properti, alat-alat elektronik, kendaraan dan bangunan. Transaksi ini selalu bersentuhan dengan rupiah dan ketika rupah jatuh gangguan itu selalu ada.

untuk industri kreatif di Bali memang sedikit berdampak. “Kerajinan Bali biasanya produksi untuk ekspor.

Paling-paling krisis ini sedikit terganggu karena penundaan ekspor dimana negara tujuan menghentikan untuk sementara waktu sambil menunggu kondisi ekonomi pulih. Disinilah gangguan ekonomi Bali tetapi tidak seberapa,” ujarnya. (kto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *