Diskominfo Tabanan Kebut Pemutakhiran Data Desa Berbasis OpenSID, Kawil Jadi Garda Terdepan
KataBali.com – Tabanan – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Tabanan terus mengebut pemutakhiran data kependudukan desa menjelang tenggat akhir Juni 2025. Upaya ini diwujudkan melalui pelaksanaan Bimbingan Teknis (Bimtek) yang kembali digelar di Kecamatan Baturiti, sebagai bagian dari percepatan pendataan berbasis aplikasi OpenSID demi mewujudkan Data Desa Presisi.
Sebanyak 48 peserta dari 12 desa di Kecamatan Baturiti—terdiri atas Kepala Wilayah (Kawil) dan operator desa—ikut serta dalam kegiatan ini. Bimtek dipimpin langsung oleh Kepala Bidang Layanan EGov Diskominfo, I Gede Wayan Siswantara, bersama tim ahli IT dan narasumber dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Tabanan.
Camat Baturiti, Sayu Made Parwati, membuka kegiatan secara resmi dan menekankan peran strategis Kawil sebagai ujung tombak pendataan. “Hanya Kawil yang tahu kondisi riil warganya. Tanpa data valid, kebijakan pembangunan bisa meleset,” tegasnya. Ia juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama antara Kawil, kepala desa, dan perangkat lainnya demi terwujudnya data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kabid EGov Diskominfo, I Gede Wayan Siswantara, menyampaikan bahwa Bimtek ini lebih dari sekadar pemaparan teori. “Kami turun langsung untuk membahas kendala di lapangan dan mencari solusi agar pendataan tuntas tepat waktu,” ujarnya. Ia menambahkan, data kependudukan yang mutakhir merupakan fondasi utama bagi perencanaan pembangunan desa yang presisi dan berkelanjutan.
Sementara itu, Plt. Sekretaris Disdukcapil, I Made Surya Dharma, turut mengungkapkan tantangan yang dihadapi, yakni ketidaksesuaian data desa dengan sistem SIAK akibat perpindahan penduduk yang tidak dilaporkan. “Ini tantangan bersama. Kami siap memfasilitasi dan membuka ruang koordinasi agar data benar-benar terintegrasi,” ujarnya.
Dengan waktu yang semakin terbatas, Diskominfo Tabanan menunjukkan komitmen kuat untuk menjamin tersedianya data yang akurat, terkini, dan menyeluruh di seluruh desa. “Data adalah nyawa kebijakan. Jika keliru, arah pembangunan pun bisa salah,” tandas Siswantara. hmt