Desa Adat Jimbaran Gelar Upacara Pamintonan dan Pasupati di Pura Uluwatu, Ribuan Krama Ikuti Iring-iringan Sakral
KataBali.com – Badung — Suasana khidmat menyelimuti iring-iringan ribuan krama Desa Adat Jimbaran yang pada Minggu (11/5) menggelar upacara Pamintonan dan Pasupati pelawatan Barong, Rangda, serta pelawatan pendukung lainnya. Upacara sakral ini berpuncak di Pura Luhur Uluwatu, Desa Adat Pecatu, Kuta Selatan, setelah prosesi panjang yang dimulai sejak matahari terbit.
Pelawatan sakral diiring sejak pagi dari wewidangan Desa Adat Jimbaran dengan berjalan kaki menuju Pura Parerepan Ida Batara sebagai tempat peristirahatan sementara. Di lokasi ini, panitia menyiapkan konsumsi, minuman, serta layanan kesehatan bagi krama yang ikut dalam prosesi sepanjang sekitar 13 kilometer.
Sekretaris Sekeha Barong Dewa Ayu Desa Adat Jimbaran, I Ketut Sutarja, menjelaskan bahwa upacara Pamintonan bertujuan memperkenalkan pelawatan, sedangkan Pasupati bertujuan memohon kekuatan serta pengurip-urip pelawatan yang ada. “Yang dipasupati adalah Barong, Rangda, dan pelawatan lainnya,” ungkapnya.
Prosesi ini tidak dilakukan setiap tahun, melainkan dua tahun sekali sesuai pewuwus dari pemangku dan pepatih. Sebelum upacara puncak, telah dilakukan serangkaian prosesi dari hari-hari sebelumnya, termasuk Matedunan dan nunas bawos yang menentukan pelawatan mana yang akan ditangiang. Tahun ini, yang ditangiang adalah petapakan Barong dari Pura Ulun Suwi.
Meski sempat mengganggu mobilitas masyarakat, Ketut Sutarja menyampaikan permohonan maaf dan memohon pengertian dari publik. “Ini karena bentuk subakti krama kepada sesuhunan. Kami harap masyarakat bisa memahami,” ujarnya.
Upacara puncak dipimpin oleh Pemangku Pura Luhur Uluwatu bersama pangliman, dimulai sekitar pukul 13.00 WITA setelah pelawatan kembali bergerak dari Pura Parerepan menuju Pura Uluwatu. Kegiatan ini diharapkan membawa keberkahan, kedamaian, serta menjadi upaya pelestarian budaya di tengah gempuran era milenial dan teknologi. hbd
