Kolaborasi Internasional Ciptakan Karya Seni Dari Bambu Mahasiswa Univ Oxford Inggris Belajar di Desa Jatiluwih
KataBali.com-Tabanan-Agusttus 2024 lalu ,Desa WIsata Jatiluwih menerima rombongan mahasiswa Fakultas Pariwisata, Universitas Oxford Brokke, Inggris untuk melakukan kerja praktek di Bali. Dosen dan para mahasiswa dengan masukan dari pak Jhon Purna (manajer operasional Desa Wisata Jatiluwih) membuat sesuatu yang menarik dan sekaligus mempraktekan ilmu arsitektur oleh mahasiswa selama di Fakultas.
Para mahasiswa datang ke Jatiluwih untuk mengikuti kursus pembangunan bambu selama 14 hari, bertujuan mempelajari bagaimana membangun dengan bahan-bahan alami yang berkelanjutan dan mengeksplorasi budaya serta kerajinan bambu menjadi ciri khas Jatiluwih. Program ini dipimpin Michael Kloihofer, menginisiasi untuk mengajarkan arsitektur melalui praktik langsung dan belajar teknik kerajinan tradisional.
Pembuatan Pintu Gerbang menuju persawahan di Jatiluwih, Bali, hasil dari kolaborasi internasional melibatkan mahasiswa dari Fakultas Arsitektur Universitas Oxford Brookes, Inggris. Gerbang dibangun di bawah Monumen UNESCO.
“ Desain gerbang berbentuk sayap menyatu menjadi bentuk hati ini melambangkan semangat kebersamaan serta cinta terhadap alam dan budaya local,“ terang Manajer Operasional Desa Wisata Jatiluwih- Kab.Tabanan.
Ia menjelaskan, Proyek pembangunan gerbang desa ini dibangun tim Brookes dibantu ahli tanaman bambu lokal cara membangun sesuatu penuh bermakna bagi desa Jatiluwih, sekaligus memberikan kontribusi nyata terhadap pariwisata lokal.
“ Lokasi gerbang berada di pintu masuk persawahan dipilih karena merupakan tempat strategis dilalui banyak wisatawan, sekaligus sebagai perayaan dan persembahan kepada keindahan persawahan yang diakui sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO, “ jelas Jhon..
Proyek ini, kata Jhon dirancang dan dibangun beberapa mahasiswa dikerjakan sekitar 10 hari lebih, menggunakan batang bambu sebagai bahan utama. Lokakarya ini dipimpin Michael Kloihofer dan Charlotte Chambers dari Universitas Oxford Brookes, dukungan dari I Nengah Adi Swastika sebagai ahli kayu setempat, serta Carl Murayama Zammit sebagai koordinator proyek.
“ Para mahasiswa berasal dari berbagai negara, termasuk Inggris, Jepang, Republik Dominika, Ekuador, Malta, dan Bulgaria. Proyek ini diharapkan menjadi langkah awal dari kolaborasi jangka panjang antara Universitas Oxford Brookes dan komunitas lokal Jatiluwih, “ papar Jhon, seraya menyebut kedepan agar terus membawa mahasiswa ke Jatiluwih untuk belajar, me
mbangun, dan terlibat secara langsung dengan komunitas lokal.
Sebagai pengelola Desa Jatiluwih, Ia sangat menghargai hasil karya mahasiswa yaitu berupa pintu gerbang yang indah terbuat dari bambu, tidak hanya menghasilkan struktur fisik, tetapi juga menjadi simbol kolaborasi internasional dan penghormatan terhadap budaya serta warisan alam Jatiluwih nn .