Bibit Padi Berumur 7 Hari Tebar Pesona Memanjakan Mata Indahnya Jatiluwih

KataBali.com-Tabanan -Keindahan Desa Wisata Jatiluwih di Kabupaten Tabanan semakin mempesona dengan hadirnya bibit padi berumur 7 hari ( seminggu. ) Pemandangan hijau memukau ini tidak hanya memanjakan mata juga memperkuat status Jatiluwih menjadi Warisan Dunia diakui UNESCO.Proses penyemaian bibit padi dilakukan secara tradisional ini menggambarkan dedikasi dan kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh para petani Bali.

Proses penyemaian bibit padi di Jatiluwih dimulai persiapan lahan semai dipilih tempat datar, mudah diairi, dan terpapar sinar matahari optimal.Tanah dicangkul dan dihaluskan untuk membuat bedengan ideal bagi pertumbuhan bibit padi, kemudian diberi pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos untuk meningkatkan kesuburannya.

“Proses ini merupakan bagian integral dari budaya kami sangat bangga dengan metode tradisional yang digunakan. Setiap langkah dilakukan dengan penuh perhatian dan cinta untuk memastikan bahwa padi tumbuh subur dan berkualitas tinggi,“ ujar Jhon Purna Manajer Pengelola Proses Penyemaian di Jatiluwih.

Proses penyemaian bibit padi di Jatiluwih melibatkan beberapa tahapan penting. Pertama, lahan semai dipilih di tempat datar mudah diairi, kemudian tanah dicangkul dan dihaluskan untuk membuat bedengan yang ideal, serta diberi pupuk organik meningkatkan kesuburan. Setelah itu, benih padi varietas lokal disesuaikan kondisi lingkungan Jatiluwih ditaburkan merata di atas bedengan dan diairi dengan hati-hati menjaga kelembaban tanah.

Selanjutnya bibit padi dirawat dengan penyiangan gulma secara manual, pengairan rutin, dan pemupukan susulan berkala menggunakan pupuk organik atau hayati memastikan pertumbuhannya optimal. Setelah satu minggu, bibit padi telah tumbuh dengan 3-4 daun dan tinggi sekitar 10-15 cm, siap untuk dipindah tanam ke sawah.

Pada tahap akhir,* sawah dibajak dan diratakan untuk mempersiapkan penanaman bibit padi. Bibit padi ditanam di sawah dengan jarak tanam yang sesuai dengan varietas padi yang digunakan, dilakukan dengan tangan secara hati-hati untuk memastikan bibit tertanam dengan baik dan posisinya tegak.

Dalam seminggu, bibit padi di Jatiluwih menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Pada hari 1-3, benih padi mulai berkecambah dengan tunas hijau muda yang muncul dari dalam benih, serta akar yang mulai tumbuh dan menembus tanah. Pada hari 4-6, daun-daun kecil mulai bermunculan, memainkan peran penting dalam fotosintesis. Pada hari ke-7, bibit padi telah memiliki 3-4 daun dan tinggi sekitar 10-15 cm, siap untuk dipindah tanam ke sawah.

Para petani di Jatiluwih terus merawat padi penuh perhatian setelah ditanam di sawah. Penyiraman, pemupukan, penyiangan gulma, dan pengendalian hama penyakit dilakukan secara berkala untuk memastikan pertumbuhan optimal.

Proses ini awal dari perjalanan panjang padi di Jatiluwih, beberapa bulan ke depan akan tumbuh, berbunga, dan menghasilkan bulir-bulir beras lezat dan kaya nutrisi. Keindahan terasering Jatiluwih tidak hanya menjadi daya tarik visual tetapi bukti nyata dedikasi dan kearifan lokal petani menjaga warisan budaya menghasilkan pangan berkualitas tinggi. nn .

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *