Sandiaga Uno Kunjungi Pengelola Desa Jatiluwih Siapkan Berbagai Kegiatan Sambut Kunjungan 3000 Lebih Delegasi World Water Forum Ke 10

KataBali.com – Tabanan – Menjelang pelaksanaan World Water Forum Ke-10 Tahun 2024, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno memastikan Subak Jatiluwih di Kabupaten Tabanan, Bali apakah siap dikunjungi delegasi World Water Forum ke-10 digelar Mei 18-15 2024 di Nusa Dua-Bali .
Ia memastikan dengan kunjungan ke Jatiluwih ini kesiapan sebagai site visit dari delegasi World Water Forum kita sudah lihat beberapa spot-nya telah dipersiapkan,” kata Menparekraf Sandiaga, Jumat (3/5/), di Desa Jati Tabanan. Dalam Kunjungan Sadiaga Uno didampingi. Director of the Regional Department for Asia and the Pacific UN Tourism, Harry Hwang; Sekretaris Daerah Tabanan, I Gede Susila; Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Bali Tjokorda Artha Ardana Sukawati; Manajer Operasional DTW desa wisata Jatiluwih, Ketut Purna

Usai dan pelepasan Burung ,Menparekraf Sandiaga kepada media mengatakan pengelolaan air di Bali penuh dengan kearifan lokal dan sudah mendapatkan pengakuan dunia oleh UNESCO dinilai siap untuk ditampilkan sebagai site visit dalam World Water Forum 2024.

Sebelumnya, Jatiluwih telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia tahun 2012 lalu kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri meningkat sejak digaungkan World Water Forum ke 10.

Sandiaga Uno mengatakan, Jatiluwih dengan panorama indah hamparan sawah, akan menjadi showcase etalasi yang menampilkan kearifan budaya local dalam memuliakan air dan alam.Kearifan ini sebagai destinasi wisata desa sangat Nampak dari kehidupan budaya dan tradisi lengkap kuliner terutama beras merah yang selalu disajikan di Restauran yang ada disekitar desa Jatiluwih, yang Tahun 2024 ini didaftarkan ke UN sebagai tujuan wisata Terbaik Dunia..

“ Saat delegasi nanti berkunjung ke sini, mereka akan disuguhi tarian dan kuliner Teh Beras Merah serta tracking di are persawahan, “ jelas Sandiaga Uno.

Manajer Operasional DTW desa wisata Jatiluwih, Ketut Purna mengatakan  beberapa bulan lalu kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri meningkat 50 % antara 1100 – 1200 ribu orang hal menantapkan  posisi Indonesia dalam kepemimpinannya di forum pengelolaan air sedunia," katanya, menambahkan kunjungan wisman  terbanyak dari Prancis, Jerman dan Amerika. 

Desa Jatiluwih memiliki sistem pengelolaan air yang dikenal dengan sebutan sistem subak yang membuatnya dikenal sebagai penghasil padi terbaik di Pulau Dewata. Subak sendiri merupakan organisasi tradisional yang mengatur sistem irigasi yang digunakan dalam bercocok tanam padi di Bali.

Selain itu, Desa Jatiluwih juga memiliki beberapa aktivitas untuk ditawarkan kepada wisatawan, di antaranya Trekking seraya menikmati keindahan hamparan sawah bertingkat ( terasering ) ditingkahi suara burung yang berterbangan dilatari pegungangan dan aktifitas masyarakat desa sekitar sawah dan sebagainya, ‘ Hal ini sangat cocok ditampilkan di hadapan delegasi World Water Forum 2024, yang rencananya bakal datang dengan jumlah sekitara 3000- 4000 orang, “ terang John Ketut Purna

. Ia menyebut di Jatiluwih banyak objek dan kegiatan wisata yang ditawarkan seperti tracking di area antara 2 sampai 5 Km sawah seluas 250 hektar yang digarap 500 petani, atau tracking jelajah hutan sekitar Jatiluwih.

“ Kami berharap usai World Water Forum ke 10, kunjugan wisatawan ke Desa Jatiluwih semakin bergairah.Di luar kawasan Jatiluwih sudah banyak dibangun Homestay dan Fasilitas Parkir diperluas bisa menampung 200 unit mobil, “ jelas Ketut Parna. nn

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *