Layanan Vaksin untuk Perempuan, Kemitraan Australia-Indonesia Gelar Layanan Vaksinasi COVID-19 Inklusif di Perayaan Natal

KataBali.com – BALI, 29 Desember 2022 – Rasa aman dan nyaman beraktivitas di tengah pandemi COVID-19 merupakan kebutuhan semua lapisan dan kelompok masyarakat. Kendati angka kasus terinfeksi virus ini mulai menunjukkan tren melandai, namun mengingat kemampuannya bermutasi, kewaspadaan dan antisipasi terhadap virus ini masih harus jadi prioritas bersama. Salah satu langkah antisipasinya adalah vaksinasi COVID-19 yang inklusif bagi semua kalangan, termasuk perempuan.

Dalam rangka itu, Program Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) melalui Save the Children Indonesia (SCI) dan Yayasan IDEP Selaras Alam (IDEP) bekerja sama dengan Pecinta Tanah Air Indonesia (PETANESIA) untuk membuka sentra vaksinasi COVID-19 di  acara Perayaan Natal dan Karnaval 2.000 Perempuan Nusantara. Acara yang digelar PETANESIA pada 27 Desember 2022 ini bertempat di Kompleks Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung. Sentra vaksinasi ini menargetkan vaksinasi dosis 1, 2, 3 (booster pertama bagi lansia), dan 4 (booster kedua bagi lansia) bagi para pengunjung acara yang mayoritasnya merupakan perempuan.

Sentra vaksinasi yang dikelola dalam kerjasama dengan tenaga kesehatan dari Puskesmas Mengwi 1 itu merupakan bagian dari Program Percepatan Vaksinasi COVID-19 Inklusif (VACCINE Project) Provinsi Bali yang dikerjakan AIHSP, SCI, dan IDEP. Secara umum, program vaksinasi inklusif  ini secara khusus menyasar kelompok masyarakat rentan, khususnya kelompok lanjut usia (lansia) dan penyandang disabilitas serta kelompok rentan lainnya.

Ni Luh Winari, salah satu yang memperoleh vaksin dosis ketiga (booster pertama) saat acara berlangsung, menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan vaksinasi itu. “Kesannya menyenangkan dan menguntungkan. Karena selain mendukung program pemerintah, vaksin ini juga untuk kesehatan kita karena virus Corona kan terus bermutasi. Artinya, ketika kita sudah divaksin, kita sudah punya antibody. Jadi kalaupun virusnya terus bermutasi, badan kita sudah siap. Selain untuk diri kita sendiri, ini juga untuk orang lain karena kita sudah mencegah penularan virus ini lewat vaksin,” ulas perempuan yang bekerja di salah satu bank swasta itu.

Perempuan berusia 40 tahun itu juga menceritakan keraguannya sebelum divaksin. “Jujur, saya sebenarnya takut jarum suntik. Lalu ketika lihat tadi ada kegiatan vaksin booster, saya sempat ragu karena mestinya saya ambil cuti dulu biar bisa istirahat setelah vaksin. Sempat takut jadinya untuk divaksin booster. Tapi setelah pikir keuntungannya lebih besar daripada takutnya, saya akhirnya beranikan diri untuk di-booster aja,” tandasnya.

Terkait capaian terkini vaksinasi COVID-19,  I Wayan Widia, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Bali, menegaskan bahwa vaksin dosis kedua sudah menekati 98%. Untuk vaksin booster, urainya, masyarakat yang layak untuk divaksin sudah mencapai sekitar 75%. Dari presentase  itu, yang sudah tervaksin berkisar 71%.

Salah satu yang menjadi perhatian khusus Pemerintah, menurut I Wayan Widia, adalah kelompok lansia. “Untuk vaksin lansia memang perlu kita dorong, mengingat lansia merupakan kelompok yang memerlukan perlindungan dari COVID-19. Satu-satunya jalan adalah dengan memberikan vaksinasi. Pemerintah pun sudah mengeluarkan surat edaran terkait dengan vaksin prioritas bagi lansia,” terangnya.

Untuk lansia sendiri, lanjutnya, tingkat vaksin booster sendiri masih rendah, hanya sekitar 60%. “Saat ini kita juga mengejar untuk vaksin keempat, Sampai saat ini baru mencapai 25.900 sekian dari target 258.000. Artinya, baru sekitar 5-7% lansia yang sudah divaksin,” simpul I Wayan Widia.

Dengan membuka akses dan layanan vaksin yang lebih banyak dan lebih sering, program dan kegiatan vaksinasi inklusif yang sedang dikerjakan AIHSP, SCI, dan IDEP ini diharapkan dapat mendukung tercapaianya tujuan pemerintah untuk menciptakan rasa aman dan mewujudkan masyarakat yang sehat. I Wayan Widia menyampaikan apresiasi dan harapannya terkait dukungan AIHSP, SCI, dan IDEP itu. “Saya juga berterima kasih kepada SCI dan IDEP yang sudah membantu untuk percepatan vaksinasi bagi kelompok rentan. Harapannya, IDEP tidak hanya memberikan vaksin, tapi juga edukasi terhadap kelompok rentan. Kita harapkan juga ke depannya, kerja sama kesehatan dengan SCI dan IDEP tidak terbatas pada vaksinasi,” pungkasnya. rf

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *