angdam Udayana Mayjen Maruli Simanjuntak Berburu Air Bersih untuk Warga Bali-NTB-NTT
KataBali.com – Denpasar – Ketersediaan air bersih menjadi persoalan utama di sejumlah daerah di Bali, NTB dan NTT. Bahkan untuk sekadar cuci tangan seperti anjuran di masa pandemi Covid-19, susah dilakukan. Menyadari itu Mayjen TNI Maruli Simanjuntak selaku Pangdam IX Udayana memfokuskan ketersediaan air bersih sebagai salah satu programnya.
Maruli menceritakan kisah para prajuritnya berjuang membantu ketersediaan air bersih saat ditemui wartawan di Bali beberapa hari lalu.
“Air adalah kebutuhan utama untuk hidup. Sebagian warga Bali, NTB, dan NTT masih sulit untuk mendapatkan air bersih. Mereka harus berjalan kaki berkilometer, bahkan terpaksa harus naik-turun bukit. Itu mereka lakukan tiap hari,” katanya jenderal bintang dua yang menjabat Pangdam Udayana sejak 23 November 2020.
Pemetakan situasi pun dilakukan. Sebanyak 168 titik menjadi prioritas pertama. Sebagian mengandalkan mata air dan sebagian lagi dari sungai. Masalahnya sama, mata air dan sungai tersebut lokasinya jauh, bahkan sangat jauh dari pemukiman warga.
“Kami menyiapkan pompa, kemudian mengalirkan air bersih melalui pipa, hingga dekat pemukiman untuk dibuatkan penampungan air bersih,” ujar Pangdam Udayana.
Secara teoritis, nampaknya simpel. Namun praktiknya, sangat sulit. Seperti yang dilakukan di Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali, misalnya.
Para prajurit Bintara Pembina Desa (Babinsa) harus berjibaku menyusuri hutan di tengah lembah, untuk membangun tempat penampung air hingga memasang pipa. Bahan material seperti semen dan bagian mesin pompa, harus dibawa ke lokasi menggunakan tali, dari ketinggian ke sumber air di lembah. Setelah bak semen penampung air selesai dan mesin pompa dipasang, kesulitan berikutnya adalah pemasangan pipa.
Di Desa Gobleg itu, pipa harus dipasang hingga dua kilometer, melewati hutan di tengah lembah, demi mengalirkan air dari sumber air ke pemukiman warga.
Dari 168 titik pompa hidrolik di wilayah Bali, NTB, dan NTT yang direncanakan sebagai prioritas pertama, setidaknya sudah 60 titik yang sudah selesai dikerjakan. Sudah mendekatkan warga dengan air bersih.
Mayjen Maruli Simanjuntak mengakui, salah satu kunci penting program Air Bersih untuk Bali, NTB, dan NTT adalah prajurit Bintara Pembina Desa (Babinsa).
“Prajurit Babinsa ada di tiap desa. Ada pula seorang prajurit Babinsa, untuk 1-2 desa, karena terjadi pemekaran desa. Babinsa itulah yang sehari-hari secara langsung menyerap aspirasi warga desa. Mereka pula yang berinteraksi secara langsung dengan tokoh-tokoh desa. Atas dasar itulah, Pangdam IX-Udayana menyusun rencana membangun 168 titik pompa hidrolik di wilayah Bali, NTB, dan NTT sebagai prioritas pertama,” terangnya.
Selain membangun pompa untuk air bersih, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak juga membangun pompa skala besar untuk areal pertanian. Salah satunya membangun pompa hidram di Desa Tangguntiti, Selemadeg Timur, Tabanan, Bali.
Menurutnya sumber tenaga pompa hidram itu menggunakan gravitasi, tidak menggunakan aliran listrik. Pompa hidram berskala besar mampu mengairi areal pertanian seluas 220 hektar di Kecamatan Selemadeg Timur, khususnya di Subak Lanyah Delod, Bali.
Pada kesempatan itu Mayjen TNI Maruli Simanjuntak mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang sudah berdonasi. Menurutnya upaya penyediaan air bersih hanya bisa dilakukan melalui kerja sama semua pihak di negeri ini.bd