Hasil Survey BI Selama Covid-19, Promosi dan Kebersihan Akomodasi Alasan Terbesar Wisatawan Nusantara ke Bali

KataBali.com – Denpasar – Vice President of Market Management Accomodation Experience Traveloka, John Safenson mengungkapkan, beberapa faktor pendorong meningkatnya kunjungan wisatawan nusantara ke Bali.Selama pandemi COVID-19,adalah kebersihan dan promosi merupakan alasan terbesar konsumen dalam memesan akomodasi di Bali. Adanya pekan promo atau potongan harga mampu mendorong penjualan hingga mencapai 100%.

John menyebutkan, adanya long weekend  mampu mendorong meningkatnya jumlah kunjungan ke Bali. Jumlah pemesanan akomodasi di Bali pada akhir tahun 2021 sudah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Sementara untuk tahun 2022, mulai terdapat pemesanan pada long weekend di akhir Februari mendatang.

 Sementara Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics & Finance (INDEF), Tauhid Ahmad mengatakan, untuk memulihkan industri pariwisata nasional, hal utama yang harus dilakukan adalah penanganan COVID-19 dengan baik, kesiapan industri pariwisata dalam menerapkan standar CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) International.

 “ Dan yang terpenting,  bagaimana mengkomunikasikan dan mempromosikan bahwa Bali Safe dan siap menerima kunjungan.Terakhir, perkembangan pariwisata di Indonesia di masa pandemi COVID-19 perlu didukung stimulus oleh pemerintah.

  Hal itu di ungkapkan John Safenson dan Taufik Ahmad saat bicara Webinar SURYA (Survey Bicara) yang dilaksanajan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Selasa ( 19/10 )  dengan topik “Perkembangan Perekonomian Terkini dan Peran Wisatawan Nusantara Untuk Mendukung Bali Bangkit”. Acara ini dilaksanakan secara daring dihadiri , Vice President of Market Management Accomodation Experience Traveloka, Kepala Biro Bisnis Indonesia Provinsi Bali, Kepala Dinas/Instansi dan Akademisi di lingkungan pemerintah Provinsi Bali.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho  saat membuka Wenibar menjelaskan,Bank Indonesia rutin melaksanakan survei untuk membantu Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Bali dalam menyediakan data/informasi ekonomi dan keuangan terkini secara tepat waktu dan akurat.

   ” Di masa penuh akibat pandemi COVID-19, peran data dan informasi  melalui survei menjadi sangat informasi data berperan sebagai leading indicator penyusunan perkiraan perkembangan perekonomian ke depan yang  bermuara  menentukan arah kebijakan perekonomian nasional, “  terang Trisno.

 Bank Indonesia, kata Trisno.  berupaya agar analisis dan asesmen yang disusun selalu forward looking terhadap perekonomian ke depan untuk mengambil kebijakan yang  bersifat mengantisipasi atau mendahului situasi yang mungkin akan terjadi ke depan.

            Selain survei rutin, Bank Indonesia juga melaksakan survei insidentil,kali ini berfokus pada wisatawan nusantara.Survei Pelaku Wisatawan Nusantara di Provinsi Bali selama COVID-19dilakukan kepada 400 responden pelaku wisata nusantara yang berkunjung ke Provinsi Bali.

Survei ini diselenggarakan akhir September 2021 dan awal Oktober 2021 untuk mengetahui bagaimana preferensi dan besar belanja kunjungan wisatawan nusantara di provinsi Bali.Sebagaimana diketahui bersama, bahwa sejak akhir Maret 2020, pariwisata Bali bergantung sepenuhnya kepada wisatawan nusantara. Perkembangan wisatawan nusantara di Bali diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi Bali.

 Rizki Ernadi Wimanda selaku Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menjelaskan,data perkembangan ekonomi Bali, serta survei preferensi wisatawan nusantara ada  beberapa indikator menunjukkan perekonomian Bali pada triwulan III-2021 mengalami perlambatan seiring dengan diberlakukannya PPKM Level 4 di Juli dan Agustus. Namun memasuki triwulan IV-2021, perekonomian Bali mulai menggeliat  diikuti  meningkatnya jumlah kedatangan penumpang di Bandara Bali.

Di samping itu, hasil Survei Pelaku Wisatawan Nusantara di Provinsi Bali selama Covid-19 menemukan, sebagian besar kunjungan wisawatan nusantara (wisnus) di Bali berdurasi kurang dari 5 (lima) hari per kunjungan dan mayoritas membawa keluarga untuk berwisata bersama.

   Rata-rata pengeluaran wisnus saat ini sebesar Rp 5,5 juta per keluarga yang didominasi oleh biaya akomodasi (Rp1,58 juta), makan dan minum (Rp1,25 juta), serta sovenir (Rp0,91 juta).Dari sisi akomodasi, mayoritas responden memilih hotel bintang 3 (tiga) ke bawah sebagai tempat menginap utama, selanjutnya hotel bintang 4 (empat) ke atas dan villa. Sementara opsi utama untuk lokasi menginap, mayoritas wisnus memilih Kabupaten Badung (Kuta, Seminyak, Jimbaran, Nusa Dua) sebesar 55% dan Denpasar (termasuk Sanur) sebesar 27%.  nn

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *