Gubernur Koster Tinjau Pembangunan Pelabuhan Sanur
KataBali.com – Denpasar – Gubernur Bali, Wayan Koster meninjau perkembangan Pembangunan Pelabuhan Sanur didampingi oleh Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede dan didampingi oleh Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, I Gede Wayan Samsi Gunarta, Pimpinan Proyek Hutama Bangun Virama KSO, Heru Wijanarko, Perbekel Sanur Kaja dan Bendesa Adat Sanur.
Kunjungan yang dilakukan, menurut
Gubernur Koster bahwa ke lokasi pembangunan Pelabuhan Sanur untuk memastikan
agar betul-betul terlaksana sesuai rencana. Mengingat pembangunan Pelabuhan
Sanur merupakan implementasi dari Pembangunan
“Daerah
Bali yang sesuai dengan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui
Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. Dalam visi tersebut,
satu diantara yang menjadi prioritasnya adalah pembangunan infrastruktur darat,
laut, dan udara secara terintegrasi dan terkoneksi sebagai pendukung lima
bidang prioritas pembangunan yang dituangkan di dalam Pola Pembangunan Semesta
Berencana,” terang Gubernur
dari Utara Pulau Bali ini.
Sementara itu Pimpinan Proyek Hutama Bangun Virama KSO, Heru Wijanarko dihadapan Gubernur Bali melaporkan bahwa proyek pembangunan Pelabuhan Sanur saat ini sedang memasuki tahap Pekerjaan Breakwater 1 (Sisi Selatan) berupa Pemasangan Geotextile yang progressnya 79 persen, Pemasangan Batu Core dengan progress mencapai 27 persen, serta Pemasangan Secondary Layer yang progressnya baru 6 persen.
Sedangkan untuk Pekerjaan Breakwater 2 (Sisi Utara) juga sudah menunjukan progress 72 persen berupa Pemasangan Geotextile, Pemasangan Batu Core 54 persen, dan Pemasangan Secondary Layer yang progressnya baru mencapai 9 persen.
“Selain Pekerjaan Breakwater 1 dan Breakwater 2, kedepan proyek pembangunan Pelabuhan Sanur akan memasuki tahapan pekerjaan pengerukan, pekerjaan talud, pekerjaan dermaga apung hingga pekerjaan fasilitas darat dengan target penyelesaian di Bulan Mei 2022,” ujar Pimpinan Proyek Hutama Bangun Virama KSO, Heru Wijanarko.
Dalam konferensi persnya, Gubernur Bali, Wayan Koster menjelaskan Pembangunan Pelabuhan Sanur merupakan salah satu dari tiga pelabuhan yang dirancang, yaitu Pelabuhan Segitiga Sanur di Denpasar; Pelabuhan Sampalan di Nusa Penida; dan Pelabuhan Bias Munjul di Nusa Ceningan yang dibangun sekaligus secara bersamaan dengan anggaran penuh dari APBN Kementrian Perhubungan RI.
Total anggaran Pembangunan Pelabuhan Segitiga Sanur di
Denpasar; Pelabuhan Sampalan di Nusa Penida; dan Pelabuhan Bias Munjul di Nusa
Ceningan mencapai Rp 560 Milyar. Secara rinci, anggaran Pelabuhan Sampalan di
Nusa Penida senilai
Rp 87 Milyar; Pelabuhan Bias Munjul di Nusa Ceningan sejumlah Rp 97 Milyar; dan
Pelabuhan Sanur di Denpasar anggarannya paling besar, yakni mencapai
Rp 376 Milyar.
Sebelum pembangunan ini terwujud, Gubernur Bali, Wayan
Koster menceritakan
ide awal dari pembangunan pelabuhan ini, ketika pada bulan September Tahun 2017
Saya sempat melakukan penyebrangan laut dari Sanur menuju ke Nusa Penida dengan
menggunakan kapal boat. Karena ombaknya besar, Saya sempat mengangkat kain agar
tidak terkena air laut. Kondisi itu ternyata banyak Saya temui di Sanur,
seperti ada Pemangku dan warga yang membawa banten juga ikut mengangkat kainnya
untuk menuju kapal boat. Jadi sangat kasian kondisinya saat itu. Oleh karena
itu, begitu Saya balik dari Nusa Penida, Saya langsung menghubungi Wakil
Walikota, IGN Jaya Negara (Sebelum menjadi Walikota Denpasar, red), Ketua DPRD
Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, dan Anak Agung Kompiang Raka untuk ikut
meninjau kembali kondisi penyebrangan laut di Sanur pada akhir bulan September
2017 (Saat itu belum menjadi Calon Gubernur Bali, red).
Ternyata astungkara Saya terpilih menjadi Gubernur, dan
dilantik sebagai
Gubernur Bali pada 5 September 2018. Begitu Saya terpilih menjadi Gubernur,
Saya langsung mengambil inisiatif berkomunikasi dengan Bapak Menteri
Perhubungan RI pada saat Saya dipanggil oleh Bapak Presiden RI, Joko Widodo
tanggal 22 April 2018. Di Istana
Presiden, Saya melaporkan langsung keinginan untuk membangun Pelabuhan Segitiga
Sanur di Denpasar; Pelabuhan Sampalan
di Nusa Penida; dan Pelabuhan Bias Munjul di Nusa Ceningan.
“Astungkara Bapak Presiden berkenan menyetujui dan langsung
menginstruksikan kepada Bapak Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi untuk memprogramkan
sekaligus tiga pelabuhan usulan Gubernur Bali. Untuk Pelabuhan Sampalan di Nusa Penida mulai dibangun
Tahun 2020, akan selesai bulan Oktober tahun 2021. Kemudian Pelabuhan Bias
Muncul di Nusa Ceningan dan
Pelabuhan Sanur di Denpasar dikerjakan mulai tahun 2021 dan selesai tahun
2022,” jelas mantan Anggota DPR-RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini
seraya meminta kepada pelaksana proyek agar pembangunan ini dikerjakan sesuai
jadwal dan selesai sesuai dengan kontrak, serta menggunakan anggaran yang sudah
dicantumkan dalam kontrak. Saya pastikan pekerjaan pembangunan ini lancar.
Gubernur Koster menegaskan Pelabuhan Sanur akan menjadi
pelabuhan yang sangat bagus. Karena desainnya Saya kontrol langsung bersama
Bapak
Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi yang dipimpin
oleh seorang arsitek Bali, Bapak Popo Danes. “Ini akan menjadi pelabuhan yang
sangat baik untuk penyeberangan warga Bali yang akan ke Nusa Penida, Nusa
Ceningan dan ke
Nusa Lembongan; atau melaksanakan upacara keagamaan pada saat piodalan
di Pura Ratu Gede, Dalem Ped; serta berwisata karena
Pulau Nusa Penida,
Nusa Ceningan, dan Nusa Lembongan sangat terkenal di dunia sebagai
obyek wisata,” kata Wayan Koster sembari mengungkapkan kalau pembangunan
pelabuhan ini sudah selesai, Saya kira ini akan menjadi ikon baru di Kota
Denpasar yang belum pernah terpikirkan sebelumnya, termasuk sebagai bangunan
yang monumental penanda Bali Era Baru.
Berdasarkan aspirasi dari Walikota Denpasar, Ketua DPRD
Kota Denpasar, Perbekel, hingga Nelayan, dimana agar kelompok nelayan di
sekitar Pelabuhan Sanur meminta untuk disiapkan tempat secara khusus. “Maka
merujuk informasi tersebut,
Saya selaku Gubernur Bali menegaskan sangat setuju. Karena suatu pembangunan
pada prinsipnya tidak boleh mengusur atau mematikan sumber kehidupan masyarakat
lokal. Jadi prinsip dasar itu, yang mana pembangunan harus harmonis dengan wilayah disini beserta masyarakat dengan kehidupannya. Disini karena sejarahnya nelayan,
maka harus Kita jaga agar sejarah nelayan di Sanur ini terjaga dengan baik.
Kemudian juga perlu Bale atau tempat berkumpul untuk Kelompok Nelayan, dan hal
ini sudah diakomodir dengan meminta para pelaksana untuk memastikan arealnya,”
tegas Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini.
Sementara itu, Ketut Sukarja yang mewakili Kelompok
Nelayan KUB Mina Sari Asih, Sanur Kaja, Denpasar Selatan dihadapan Gubernur
Bali menyampaikan terimakasih, karena sudah memperhatikan nasib nelayan
ditengah pembangunan
Pelabuhan Sanur. “Sejak dari awal Kami meminta difasilitasi tempat khusus untuk
nelayan. Jangan sampai nanti ketika pelabuhan ini berdiri bagus, Kami para
nelayan malah menjadi penonton disini. Sehingga dalam kesempatan yang baik ini,
Kami sebagai nelayan yang tergabung di Kelompok Nelayan KUB Mina Sari Asih yang
memiliki 40 anggota, memohon agar selalu diperhatikan oleh Pemerintah
Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali untuk
diberdayakan. Karena selain menjadi nelayan, Kami juga hadir sebagai penyelamat
masyarakat, apabila ada musibah di laut,” ujar Ketut Sukarja.
Sebagai penutup, Gubernur Bali, Wayan Koster dalam
peninjauannya meminta pelaksana proyek untuk memastikan tempat suci yang ada di
Kawasan Pembangunan Pelabuhan Sanur terjaga dengan baik. Jangan sampai
terganggu, termasuk juga tempat melasti-nya harus diberikan ruang untuk
memperlancar pelaksanaan upacara yang dilakukan oleh masyarakat di Sanur. “Saya
akan memantau pembangunan ini setiap bulan sekali, supaya betul-betul sesuai
rencana pembangunannya,”
tegas Gubernur Bali jebolan ITB ini.
Jadi kunjungan Saya ini, untuk memastikan pekerjaan
pembangunan Pelabuhan Sanur ini berjalan dengan baik sesuai jadwal. Setiap
tahapan Saya minta targetnya tercapai dan Saya mendorong pelaksana proyek agar
bekerja dengan baik, penuh tanggungjawab, dan memenuhi komitmennya sesuai
dengan kontrak. Di dalam pengerjaan ini, juga Saya minta agar sedapat mungkin
melibatkan warga yang ada disini sebagai tukang, agar mampu meningkatkan
perekonomian masyarakat disini. Termasuk kebutuhan materialnya, karena ini
merupakan pekerjaan yang perlu keakuratan yang tinggi dan tidak boleh
sembarangan material. Maka sepanjang materialnya berkualitas dan bisa
dipertanggungjawabkan, Saya minta pihak pelaksana mengakomodir material yang
ada di masyarakat sini dengan kontraktor lokal disini, supaya juga pembangunan
pelabuhan ini berdampak langsung bagi tenaga kerja
di Sanur serta menjadi sumber pendapatan masyarakat sekaligus mengairahkan
perekonomian masyarakat yang ada di wilayah Sanur. hb