Tempati Gedung Baru, OJK Bali Nusra Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Fokus Tiga Hal
Keterangan Foto : Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso didampingi Gubernur Bali,saat resmikan Kantor OJK Bali Nusra, Senin ( 21/12 ) di Denpasar.
KataBali.com – Denpasar – Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso,mengatakan, perekonomian daerah harus menjadi tulang punggung perekonomian nasional di masa recovery. Untuk itu, OJK terus mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui optimalisasi peran sektor jasa keuangan dan partisipasi seluruh masyarakat di daerah yang difokuskan pada tiga hal.
Wim Umboh menegaskan hal itu,didampingi Gubernur Bali I Wayan Koster, saat meresmikan Kantor Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Senin (21/12) sebagai wujud sinergi kolaboratif dan koordinatif seluruh pemangku kepentingan baik OJK, Bank Indonesia, dan Pemerintah Daerah dalam mengorkestrasi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di Bali.
“Keberadaan gedung baru ini menjadi simbol semangat seluruh insan OJK dalam melayani masyarakat, industri jasa keuangan, dan seluruh pemangku kepentingan di Provinsi Bali dan sekitarnya,” kata Wimboh, dalam sambutannya dan kegiatan ini dilakukan dengan protokol kesehatan ketat.
Tiga hal yang menjadi focus OJK adalah Pertama perluasan akses keuangan melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD). Sinergi antara TPAKD dan lembaga jasa keuangan terus dibangun baik menyediakan akses keuangan dari sisi tabungan maupun pembiayaan, serta meningkatkan pemahaman masyarakat dan pelaku usaha terhadap produk dan layanan keuangan.
TPAKD kata Wim, bersama industri keuangan di daerah harus melihat peluang ini untuk refocusing penyaluran pembiayaan produktif kepada sektor terdampak dan yang mampu menyerap tenaga kerja besar di daerah melalui pemanfaatan teknologi.
Kedua, melakukan Transformasi Digital mendorong UMKM agar Go-Digital berorientasi ekspor, mulai dari Bank Umum, BPR serta Lembaga Keuangan Mikro. Kolaborasi antara UMKM dengan ekosistem digital ekonomi dan keuangan terus didorong, salah satunya melalui marketplace UMKM-MU.
Saat ini OJK mengembangkan security crowdfunding salah satu platform pembiayaan alternatif bagi pelaku usaha UMKM dan Non-UMKM, “ Platform ini memberikan manfaat bagi pelaku usaha yang tidak bankable untuk mendapatkan pembiayaan juga memberikan kesempatan kalangan anak muda kreatif terutama investor pemula (start-up) berinvestasi, “ jelas Wim.
Ketiga, meningkatkan literasi dan inklusi keuangan daerah untuk kesejahteraan masyarakat dan kinerja pelaku usaha ultra mikro dan UMKM, terutama yang sulit dijangkau. OJK mencatat, tingkat inklusi keuangan nasional dari survei OJK terakhir sudah berada di level 76,19%. Namun, tingkat inklusi keuangan belum merata, sebab akses keuangan di wilayah perkotaan (83,6%) masih lebih tinggi daripada di wilayah pedesaan (68,5%).
Industri Jasa Keuangan Bali Sehat Terjaga
Kantor Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara mengawasi 54 Bank Umum, 135 BPR/S, 17 perusahaan sekuritas, satu kantor perwakilan PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), 82 Perusahaan Asuransi, dua Dana Pensiun, dua Perusahaan Penjaminan, satu Pegadaian, 53 Perusahaan Pembiayaan, dan satu Modal Ventura.
Wimboh mengatakan sektor jasa keuangan terpantau stabil , kokoh dan tumbuh sehat berkontribusi optimal meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan tingkat risiko yang terjaga (NPL:3.15%),hal itu terlihat pada Permodalan yang tinggi (CAR:23,7%), tingkat Likuiditas yang masih memadai didukung Dana Pihak Ketiga yang tumbuh tinggi (12,12% yoy) meskipun kredit masih terkontraksi (0,47%yoy).
Saat ini total kredit restrukturisasi covid-19 mencapai Rp934,8 triliun dari sekitar 7,5 juta debitur di perbankan (UMKM: Rp371,1 T dengan 5,8 juta debitur), Rp182,3 triliun di Perusahaan Pembiayaan dari 4,9 juta kontrak, Rp 26,4 miliar di LKM termasuk Rp4,5 miliar di BWM.
Penempatan dana pemerintah di perbankan dengan total sebesar Rp 64,5T, telah tersalurkan dalam bentuk kredit mencapai Rp198,8 triliun di Bank Himbara, Rp24,92 triliun di BPD dan Rp5,89 triliun di Bank Syariah.
Sedangkan,kinerja perbankan baik Bank Umum maupun BPR di Bali periode Oktober 2020 terpantau sehat dan kondusif. Penghimpunan DPK tercatat sebesar Rp110,21 Triliun, tumbuh -4,33% yoy, namun secara nominal mengalami peningkatan setiap bulannya. Adapun penyaluran kredit kepada masyarakat tumbuh 0,99% yoy menjadi Rp93,01 Triliun. (nani )