Bank Indonesia Optimis Tw III 2020, Ekonomi Bali Membaik

Keterangan  Foto, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, bersama Tim,  saat  Obrolan Santai BI Bareng Media ( OSBM ), Senin ( 21/9 )di Sanur, Denpasar

KataBali.com – Denpasar – Perekonomian domestik secara perlahan membaik, meskipun masih terbatas sejalan mobilitas masyarakat yang melandai pada Agustus 2020. Kinerja ekspor membaik sejalan kenaikan permintaan global khususnya dari AS dan Tiongkok untuk beberapa komoditas seperti besi dan baja, pulp dan waste paper, serta CPO.

Sementara itu, konsumsi rumah tangga membaik secara terbatas seiring berlanjutnya stimulus fiskal seperti penyaluran bansos dan pemberian gaji ke-13 kepada ASN. Beberapa indikator dini menunjukkan perbaikan seperti penjualan ritel, indeks kepercayaan konsumen, dan PMI Manufaktur.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, saat  Obrolan Santai BI Bareng Media ( OSBM ), Senin ( 21/9 )di Sanur, Denpasar.Ia memaparkan bahwa perekonomian global secara bertahap mulai membaik.Perkembangan ini terutama didorong oleh perbaikan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok dan Amerika Serikat (AS), sedangkan kinerja perekonomian Eropa, Jepang, dan India belum kuat.

“  Perkembangan positif di Tiongkok dan AS sejalan dengan melandainya penyebaran covid-19 yang mendorong meningkatnya mobilitas masyarakat global ke level ekuilibrium normal baru dan dampak stimulus moneter dan fiskal yang cukup besar,” jelas Trisno.

Sejumlah indikator dini pada Agustus 2020 mengindikasikan prospek positif pemulihan ekonomi global, seperti meningkatnya mobilitas, berlanjutnya ekspansi PMI manufaktur dan jasa di AS dan Tiongkok, serta naiknya beberapa indikator konsumsi.Inflasi tetap rendah sejalan permintaan yang belum kuat dan pasokan yang memadai.

Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Agustus 2020 tercatat deflasi 0,05% (mtm) sehingga inflasi IHK sampai Agustus 2020 tercatat sebesar 0.93% (ytd). Secara tahunan, inflasi IHK tercatat rendah sebesar 1,32% (yoy).

Pada Agustus 2020, Provinsi Bali kembali mengalami deflasi sebesar -0,16% (mtm), sedikit lebih rendah dibandingkan deflasi bulan sebelumnya (-0,39%). Penurunan harga terjadi pada kelompok makanan bergejolak (volatile food) dan barang yang diatur pemerintah (administered prices), sedangkan kelompok inflasi inti (core inflation) menunjukkan peningkatan. 

Penurunan harga sebagian besar disebabkan oleh berlanjutnya penurunan harga pada komoditas daging ayam ras, angkutan udara, sekolah dasar, bawang merah, dan pisang. Secara tahunan, inflasi IHK di Bali tercatat rendah sebesar 0,49% (yoy).

Berdasarkan Hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) pada minggu II September 2020, perkembangan harga mengalami penurunan sebesar -0,08% (mtm). Komoditas yang menjadi penyumbang penurunan harga terdalam di Bali adalah daging ayam ras, cabai merah dan cabai rawit.

Dengan kondisi tersebut, Provinsi Bali pada bulan September 2020 diperkirakan mengalami inflasi pada kisaran 0,07% s.d. -0,13% (mtm), dan secara tahunan inflasi diperkirakan 0,92% s.d. 1,12% (yoy). 

Memasuki tatanan kehidupan era baru di triwulan III, kata Trisno, kredit perbankan di Bali mulai menunjukkan peningkatan bersumber dari kredit modal kerja. Dari sisi lapangan usaha ( LU ), peningkatan kredit bersumber dari kredit perdagangan dan Akmamin. Risiko kredit secara keseluruhan meningkat namun masih berada di bawah threshold (5%).

Melihat kondisi perekomian yang diprediksi membaik,pada Tw III  Bank Indonesia Bali, Trisno Nugroho  mengisyaratkan 10 pesan penting yakni,Seiring dengan kondisi global , perekonomian   Bali menunjukan  indikasi  pemulihan  pada  tatanan  era kehidupan baru, Upaya pemulihan  Bali didukung  trend  perbaikan  effective Reproduksi Number ( Rt ) Covid-19.Juga Konsumsi menunjukan  pemulihan  dengan meningkatnya  aktititas   optimis konsumen.

Demikian juga investasi membaik dengan perbaikan  optimis pengusaha  tercemin  pada peningkatan  liker scole  investasi liaison Tw III  2020. Dari sisi lapangan  usaha ada indikasi  perbaikan LU  perdagangan , LU Akmamin,dan LU  pertanian.Sedangkan Inflasi terkendali level rendah.Disisi SSK Bali menunjukan indikasi perbaikan, Kredit membaik dengan kualitas  terjaga.DPK  masih terkontrakksi, namun deposito masih tumbuh kuat.

Indikasi  Every Cloud has sliver lining. Beberapa upaya yang dapat  menahan laju  kontraksi  adalah penerapan tatanan  era  kehidupan baru dengan protocol Covid yang ketat, percepatan  realisasi fiscal , akselarasi peran intermediasi  perbankan  dan optimalisasi kinerja  UMKM melalui digitalisasi  dan gerakan  cinta  produk Bali. Berdasarkan matrick pemetaan setor ekonomi  Kpw  BI  Provinsi Bali, LU potensial  dengan resiko penyebaran Covid-19  rendah  sampai   dengan medium  perdagangan , peternakan, Informasi  dan komunikasi, Jasa Perantara   keuangan , Administrasi, pemerintahan,Kontruksi, Realstate. Sementara  LU Potensial beroriantasi eksport adalah perikanan. Sementara Sektor Pariwisata didukung  oleh Digital. ( nn )

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *