Polemik PB Djarum vs KPAI Berakhir, Ketua KONI Bali: Ayo Kita Selesaikan Masalah Bangsa Ini Bersama-sama Demi Masa Depan Olahraga yang Lebih Baik
KataBali.com – Tabanan – Polemik PB Djarum dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sudah berakhir usai mediasi di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpoara), Kamis (12/9/2019). Kesepakatan itu ditandatangani oleh Ketua KPAI Susanto, Sekjen PBSI Achmad Budiharto, Pengurus PB Djarum, Lius Pongoh, dan Menpora Imam Nahrawi.
Mengenai hal ini, Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Bali, I Ketut Suwandi menyayangkan akan kesalahpahaman yang terjadi antara PB Djarum dengan KPAI. Baginya, perusahaan-perusahaan melakukan pembinaan melalui yayasan yang dibuatnya, bukan murni dari perusahaan.
“Kita sebenernya berterima kasih terhadap perusahaan-perusahaan besar yang melakukan pembinaan-pembinaan di bidang olahraga. Artinya, agar perusahaan-perusahaan besar dapat memberikan dukungan (pembinaan olahraga, red). Walaupun ada kecurigaan-kecurigaan seperti penggunaan simbol-simbol seolah kaya melakukan eksploitasi anak dan lain-lain, (tetapi) mereka kan istilahnya yayasan yang menyalurkan pendanaan-pendanaannya,” terangnya, hari ini (14/9) saat ditemui dalam pertandingan Cabor Bulu Tangkis pada Porprov Bali XIV 2019 di GOR Dewarra, Tabanan.
Baginya, negara banyak diuntungkan dengan majunya bidang olahraga. Bukan semata prestasi, melainkan olahraga sangat berkontribusi dalam pembentukan karakter serta pembinaan mental bangsa Indonesia.
“Contoh kecil aja ya. Atlet itu kan punya semangat tinggi, punya disiplin, smart, punya keberanian. Kalau nggak berani pasti kalah, kalau sudah berani, bahasa sekarangnya mereka (atlet, red) akan out of the box, awal dari keberhasilan. Oleh karena itu, olahraga (merupakan) investasi yang dilakukan pemerintah untuk memiliki sumber daya manusia yang bagus,” tambahnya.
Mengenai bulu tangkis di Bali sendiri, ia menyatakan bahwa PB Djarum sudah sejak lama tidak lagi membuka audisi di Bali. Namun, sebagai insan olahraga, ia hanya mengajak semua kalangan untuk bersama menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi antara KPAI dengan PB Djarum sendiri.
“Jadi, intinya, ayo kita selesaikan masalah bangsa (KPAI dan PB Djarum, red) demi pembinaan olahraga yang lebih baik di masa mendatang. Kita bukan berarti mngeksplor anak-anak, tetapi bagaimana perusahaan-perusahaan bisa membantu, ada kepedulian terhadap olahraga di Indonesia,” tutupnya.
Kini, pasca mediasi, PB Djarum akan tetap melanjutkan audisi bulu tangkis di beberapa seri tahun 2019 tanpa menggunakan logo, merek, dan brand image Djarum. PB Djarum juga akan mengganti nama audisi mereka.
Semula namanya adalah Audisi Umum Beasiswa PB Djarum 2019, diubah menjadi Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis. Dalam nama baru tersebut tidak menggunakan logo, merk, dan brand image Djarum, yang identik dengan rokok. (da)