Dukung Pergub, Indonesia Africa Infrastructure Dialogue di Bali Tanpa Plastik Sekali Pakai
KataBali.com – Denpasar – Kebijakan strategis berupa Peraturan Gubernur (Pergub) Bali No. 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, mendapat sambutan positif dari berbagai pihak.
Hal ini terungkap pada saat acara audiensi Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Desra Percaya di Ruang Tamu Gubernur Bali, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Selasa (30/7).
Pada audiensi ini, Dirjen dan timnya secara khusus mengundang Gubernur Bali Wayan Koster untuk menghadiri acara ‘Indonesia Africa Infrastructure Dialogue’ yang akan diselenggarakan pada tanggal 20-21 Agustus 2019 mendatang di BNDCC, Nusa Dua, Badung. Di mana pada gelaran tersebut, direncanakan tidak menggunakan plastik sekali pakai.
Gubernur Koster mengapresiasi rencana panitia yang tidak akan menggunakan plastik sekali pakai, bahkan mempromosikan produk reusable guna mendukung kampanye pembatasan sampah plastik sekali pakai sesuai Pergub Bali No. 97 Tahun 2018. “Di Bali sudah banyak produk pengganti plastik sekali pakai seperti pipet bambu dan produk lainnya,” kata Gubernur Koster.
Gubernur juga menyambut baik acara pertemuan internasional yang akan digelar di Bali ini, serta mengharapkan produk lokal seperti Kopi Bali bisa mendapat tempat serta menarik minat para peserta.
Sementara itu, Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kemenlu RI Desra Percaya mengatakan, acara Indonesia Africa Infrastructure Dialogue akan diikuti 53 negara Afrika dengan total peserta sekitar 700 orang peserta.
Ia berharap melalui acara ini bukan saja akan berdampak terhadap kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Afrika yang signifikan, namun juga berdampak secara lokal kepada masyarakat Bali sebagai tuan rumah penyelenggara. Itu sebabnya Dirjen Desra Percaya mengatakan pada acara ini telah mengalokasikan tempat khusus untuk tempat pameran UMKM lokal. Acara yang rencananya dihadiri Presiden Joko Widodo ini juga sangat potensial menjaring pasar nonkonvensional.
“Batik misalnya sangat populer di Afrika karena Nelson Mandela,” kata Desra Percaya.