Momentum Hari Pahlawan, Patung ‘Padarakan Rumeksa Gardapati’ Diresmikan di Bajra Sandi
Kapolda Bali Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose meresmikan patung ini akan menjadi simbol perlawanan masyarakat terhadap aksi premanisme dan peredaran narkoba yang telah 20 tahun lamanya merajalela di Bali.
Bentuk patung Padarakan Rumeksa Gardapati adalah sosok lelaki paruh baya yang sedang berdiri tegap dada membusung sambil membawa tameng Pancasila dengan tangan lurus menunjuk dan menginjak raksasa bhuta kala.
Laki-laki paruh baya menggambarkan sosok masyarakat Bali. Tangan lurus menunjuk berarti menunjuk aksi para premanisme dan pengedar narkoba yang nyata ada di depan mata dan merupakan tujuan perlawanan.
Pandangan jauh ke depan berarti pandangan masa depan terhadap situasi Pulau Bali yang jauh lebih baik dari saat ini yaitu bebas dari aksi presmanisme dan narkoba.
Berdiri tegap dengan dada membusung menunjukan jati diri masyarakat Bali yang menjunjung tinggi adat istiadat leluhur. Tameng Pancasila merupakan simbol dari Pancasila sebagai perisasi diri masyarakat Bali dalam bermasyarakat.
Menginjak raksasa bhuta kala merupakan bukti dari perlawanan masyarakat Bali yang dapat mengalahkan dan menundukan raksasa bhuta kala yang menjadi simbol wujud segala perbuatan jahat dalam adat istiadat Bali.
“Patung mahakarya masyarakat Bali ini dibangun untuk membangkitkan kekuatan dan semangat perlawanan masyarakat Bali terhadap aksi premanisme dan peredaran narkoba,” tutur Irjen Golose. Ia berharap keberadaan patung ini bukan hanya sebagai karaya seni semata tetapi sebagai warisan dan peninggalan yang akan terus dikenang. jckn