Bangli Gelar Deklarasi Tolak Paham ‘Radikal danTerorisme’

KataBali,com – Sebagai antisipasi dan reaksi terhadap aksi terorisme yang terjadi disejumlah wilayah di tanah air, Bupati Bangli I Made Gianyar, SH.,M.Hum, , Kamis (17/5) menggelar deklarasi dan pernyataan sikap perangi aksi terorisme di Kabupaten Bangli.
Acara yang dipusatkan dilapangan Kapten Mudita Bangli, juga diisi dengan doa bersama, untuk para korban kebrutalan teroris di Mako Brimob, Surabaya dan Riau.
Dalam orasinya, Bupati Made Gianyar menyampaikan, bangsa Indonesia dilahirkan oleh sejarah panjang. Dimana, bangsa ini pernah dijajah 350  tahun lamanya oleh Belanda dan 3,5 tahun oleh Jepang. Sampai akhirnya, Indonesia berdiri melalui proklamasi kemerdekaan, tanggal 17 Agustus 1945.
Menurut Bupati Made Gianyar, setelah merdeka pun, bangsa ini masih mengalami tantangan. Dimana tahun 1965, bangsa kita pernah mengalami cobaan yang luar biasa, melalui gerakan 30 September atau yang lebih dikenal dengan sebutan G-30 S PKI.
Dan sekarang, di era reformasi, kita kembali mengalami cobaan. Sekarang bangsa Indonesia mengalami tantangan dan ancaman dari terorisme. Untuk mengantisipasi ancaman tersebut, di Kabupaten Bangli, hari ini kita telah sampaikan deklarasi pernyataan sikap perangi aksi terorisme.
Dan deklarasi tersebut harus disampaikan kepada keluarga, sahabat dan seluruh lapisan masyarakat, agar selalu waspada terhadap lingkungan sekitar. Apabila ada yang mencurigakan, segera hubungi pihak berwajib.
“Kita minta masyarakat selalu peduli dan waspada lingkungan sekitar. Kalau ada yang mencurigakan, segera lapor ke pihak berwajib,” pintanya.
Pada kesempatan itu, Bupati Made Gianyar juga menjelaskan, setiap kemajuan pasti ada peluang dan cobaan.  Dan yang terjadi sekarang ini, kita anggap sebagai cobaan untuk kemajuan bangsa kita kedepan.
“Cukup sudah aksi terorisme terjadi di Mako Brimob, Jawa Timur (Surabaya) dan Riau. Jangan sampai terjadi didaerah lain (stop sampai disana). Kita tidak ingin kegiatan yang sangat keji itu akan terjadi di Kabupaten Bangli. Untuk itu kita mengajak semua pihak, bisa memahami isi peryataan sikap ini. Sekarang saatnya kita saling memberikan perhatian dan peduli terhadap lingkungan kita,” serunya.
Sementara itu Kapolres AKBP Agus Tri Waluyo dalam orasinya kembali mengingatkan, bahwa secara nasional bangsa kita pernah mengalami tragedi bom. Dan yang masih terngiang diingatan, tentu bom Bali I yang terjadi tahun 2002 lalu. Bahkan efek dari teror bom ini memberi dampak buruk bagi perekonomian, khususnya pariwisata Bali. Bahkan untuk memulihkan kondisi tersebut, memerlukan waktu hingga dua hingga tiga tahun. Ini Berarti efeknya sangat luar biasa.
Oleh karenannya, melalui kesempatan ini, ia mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung program deradikaliasi pemerintah untuk melawan paham radikalisme. Jelas dia, program deradikalisasi ada dua jenis, yakni soft power dan hard power. Apabila sudah berdampak signifikan terhadap keamanan negara, maka aparat pemerintah dibantu TNI dan Polri bisa melakukan tindakan hard power. Sedangkan kegiatan yang dilakukan hari ini merupakan bagian dari deradikalisasi soft power. 
“Dalam soft power ini, kita sama-sama menyatakan sikap menolak paham radikal dan terorisme,” jelasnya.
Ia juga meminta masyarakat, agar tidak menggeneralisasi, bahwa teroris adalah agama tertentu. Tegas dia, “teroris ya teroris”. Pelaku kejahatan kemanusiaan dari golongan tertentu yang melakukan tindakan anarkis.
Sementara itu Dandim 1626 Bangli Letkol., Cpn. Andy Pranoto saat mengawali orasinya, menyampaikan duka cita yang mendalam atas jatuhnya korban jiwa dan luka-luka akibat aksi terorisme. Ia juga sangat mengutuk seluruh aksi terorisme dengan alasan apapun. Karena hal itu sangat membahayakan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Untuk itu, ia mengajak kita semua, untuk tidak gentar terhadap aksi terorisme.
“Saya mengajak semua pihak, baik tokoh adat, tokoh agama dan seluruh lapisan masyarakat, bahwa aksi terorisme ini harus kita hadapi bersama. Mari tingkatkan soliditas diantara kita, tingkatkan kewaspadaan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Jelas dia, untuk memerangi radikalisme, cegah dini dan deteksi dini, adalah kunci yang paling ampuh. Sehingga tidak ada satupun titik di wilayah Kabupaten Bangli yang disusupi oleh paham radikalisme,” serunya.
Turut hadir Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, SE, Ketua DPRD Bangli Ngakan Made Kutha Parwata, Kapolres Bangli AKBP Agus Tri Waluyo, Dandim 1626 Bangli Letkol., Cpn. Andy Pranoto, Kajari Bangli Ida Ayu Retna Sari Kusuma Dewi, SH.,MH, Ketua Pengadilan Bangli Gusti Ayu Susilawati, SH.,MH, Sekda Bangli I.B. Gde Giri Putra, MM, serta seluruh komponen masyarakat Bangli. (jcba)

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *