Aktivis Perempuan Bali Sesalkan Dugaan Persekusi di CFD dalam Aksi #2019GantiPresiden
KataBali.com – Aksi sejumlah orang mengenakan kaus #2019GantiPresiden yang diduga melakukan persekusi kepada seorang ibu bernama Susi Ferawati mengenakan kaus bertuliskan #DiaSibukKerja, yang pagi itu bersama anaknya, viral di media sosial.
Dugaan persekusi di sela kegiatan acara CFD di kawasan Sudirman -Thamrin, Minggu (29/4) pagi yang dilakukan sekelompok orang terhadap Susi Ferawati dan anaknya mendapat kecaman dari berbagai pihak termasuk akitivis perempuan di Bali.
Menurut Ketua Srikandi Demokrasi Indonesia (SDI) Provinsi Bali Anak Agung Triana Tira, aksi yang dipertontonkan para pelaku dengan melakukan intimidasi kepada ibu dan anaknya di depan umum sangat disayangkan.
“Kami menyesalkan kejadian itu, apalagi dilakukan saat santai berolah raga di depan anak anak hanya karena berbeda baju, ” tegas Tira dalam keterangan resminya di Denpasar Senin, (30/4/2018).
Segala bentuk kekerasan seperti intimidasi secara verbal, apapun alasannya apalagi hanya berbeda pendapat atau pandangan, tidak dapat dibenarkan. Dia menilai intimidasi tersebut sudah mengarah tindak pidana dan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan universalisme.
Pihaknya konsern untuk mendorong agar kasus tersebut diusut tuntas pihak berwajib dengan menindak tegas para pelaku sehingga ke depan tidak ada lagi aksi persekusi, intimidasi atau tindak kekerasan lainnya hanya karena perbedaan pandangan atau sikap.
Sesuai perjuangan SDI, kata Tira akan menentang segala bentuk tindakan kekerasan, yang melecehkan merendahkan martabat kaum perempuan seperti dalam kasus dugaan persekusi tersebut.
Tira mengungkapkan, sebagaimana visi SDI, mendorong terwujudnya masyarakat Indonesia yang demokratis dalam kehidupan berkeadilan sosial, pluralis, damai sejahtera dan toleransi.
Pihaknya akan terus nenjaga dan menjunjung nilai-nilai HAM dan demokrasi di Indonesia. Salah satunya, sesuai misi SDI berperan aktif dalam mendorong dan meningkatkan taraf kehidupan masyarakat khususnya kaum perempuan.
“Kami terus mengembangkan spirit nasionalisme dan pluralisme dalam membangun dan menguatkan masyarakat sipil yang mengedepankan nilai demokrasi dan HAM di Indonesia, ” pungkas Tira. (jctr)