Jawa Bali Crossing Jamin Ketersediaan Energi Industri Pariwisata
KataBali.com – Rencana mega proyek Jawa Bali Crossing untuk menjamin ketersediaan energi dan memperkuat sistem kelistrikan di Pulau Bali disambut positif kalangan industri pariwisata.
Seiring meningkatnya kebutuhan energi listrik di Bali hal sama juga dirasakan pelaku pariwisata di Bali Barat yang semakin berkembang dengan makin banyaknya wisatawan datang dan bertumbuhnya sarana akomodasi perhotel dan vila.
“Kami menyambut baik, karena ini akan menjamin pasokan listrik, apalagi kawasan pariwisata Bali Barat terus semakin berkembang,” kata Agung Prana pemilik Taman Sari Resort Desa Pemuteran Kecamatan Gerogak, Buleleng, beberapa waktu lalu.
Adanya tambahan kapasitas listrik yang mengaliri kawasan Bali Barat, akan berdampak positif tidak hanya bagi pelaku pariwisata namun bagi kemajuan masyarakat lainnya.
Kepala Balai Taman Nasional Bali Barat Agus Ngurah Krisna menyatakan, pihaknya sudah mengantisipasi, terhadap rencana Bali Crossing yang sebagian besar akan melintasi kawasan TNBB dengan dengan menyiapkan environmental manajemen plan atau semacam Amdal.
Inventarisasi juga dilakukan terhadap keanekaragaman hayati dan potensi lainnya yang ada di TNBB. “Dokumen itu memuat keanekaragaman sumber hayati dan potensi yang ada,” jelas Krisna dalam kesempatan bincang dengan media di Pemuteran.
Dikatakannya, antisipasi juga dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya fragmentasi habitat atau terpecahnya bagi habitat satwa liar akibat jalur Bali Crossing, semua sudah tercantum dalam dokumen tersebut.
Informasi yang dia dapatkan, untuk proyek yang akan dimulai tahun 2019, terdapat 29 titik tower dengan luasan tapak mencapai 4,1 hektar. Sedangkan, lintasan kabel panjang atau bentangan kabelnya sepanjang 11,8 kilometer.
Rombongan PLN mengajak media melihat langsung lokasi Taman Nasional Bali Barat yang akan dilewati proyek interkoneksi listrik 500 KV atau Jawa Bali Crossing |
General Manager PT PLN (Persero) Distribusi Bali Nyoman S Astawa menegaskan, aspek dampak lingkungan tentu akan diperhitungkan secara matang dalam proyek yang kabarnya didanai asing mencapai USD 400 JUta.
“Apalagi, seperti disampaikan Dirut PLN, akan berubah seperti dari ketinggian tower tidak lagi 375 meter, tidak lagi melalui saluran udara,” tegas Astawa.
Pihaknya terus membangun komunikasi dan menerima masukan dari masyarakat terlebih para pelaku pariwisata di Bali Barat, jangan sampai adanya proyek ini kemudian mengganggu kenyamanan wisatawan.
Astawa kembali menegaskan pentingnya proyek BUMN ini, dalam menambah kapasitas transmisi 500 kilo volt (KV) sehingga transfer pasokan listrik dari Jawa Ke Bali menjadi lebih besar lagi. “Apakah nantinya, apakah perlu tidak membuat pembangkit lagi, paling tidak sudah aman dari sisi pasokan listrik,” katanya menegaskan.
Mengingat, selama ini, kebutuhan listrik di Bali baru ditopang oleh interkoneksi berkapasitas 150 KV. Kondisi itu, tentu menjadikan sistem kelistrikan di Balis sedikit ringkih atau rentan karena hanya
mengandalkan interkoneksi sebesar 150 KV.
Karenanya, dengan back bone yang diperpanjang dari Jawa Timur sampai Bali, tidak hanya akan memberi kepastian pasokan lebih besar mengantisipasi lonjakan kebutuan listrik yang terus meningkat di masa depan, juga akan memperkuat sistem kelistrikan di Bali. (jchb)