Konsisten Tolak Reklamasi Teluk Benoa, Kompak Pasang Baliho dan Kibarkan Bendera

KataBali.com – Badung (18/6). Berbagai upaya untuk terus menyuarakan penolakan reklamasi Teluk Benoa terus dilakukan oleh Rakyat Bali, baik melalui aksi-aksi deklarasi maupun dengan pengibaran bendera dan pemasangan baliho-baliho tolak reklamasi Teluk Benoa. Dari waktu ke waktu aksi penolakan reklamasi Teluk Benoa tidak pernah surut. Pada hari Minggu 18 Juni 2017, aksi penolakan reklamasi dengan melakukan pemasangan baliho dan pengibaran bendera kembali dilakukan secara serentak di 3 desa adat di Kabupaten Badung, yakni di Desa Adat Jimbaran, Desa Adat Ungasan dan Desa Adat Legian.

Dimulai dari Desa Adat Jimbaran pada pukul 13.00 Wita, masyarakat adat Jimbaran mengibarkan bendera Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa sekaligus memasang baliho penolakan reklamasi di wilayah adat mereka yang dilakukan oleh masyarakat adat Jimbaran yang tergabung di dalam Paguyuban PETIR. Desa Adat Jimbaran sendiri adalah salah satu desa adat yang berhadapan dengan Teluk Benoa yang telah menyatakan sikapnya untuk menolak reklamasi Teluk Benoa.

Puluhan orang dari Paguyuban PETIR bergerak menuju ke tengah Teluk Benoa menggunakan 5 perahu nelayan untuk melakukan pengibaran Bendera ForBALI sebanyak 2 bendera berukuran 4 x 6 meter sebagai simbol penolakan reklamasi Teluk Benoa. 1 bendera dipasang di loloan Kak Bagus dan 1 bendera lainnya dikibarkan di muntig ida’an di Teluk Benoa. Yang menarik dari pemasang bendera ForBALI ini adalah, Bendera yang dikibarkan di Muntig Ida’an dibuatkan menara dari bambu setinggi kurang lebih 8 meter dari dasar laut.

Usai melakukan pengibaran bendera diteluk Benoa, mereka melakukan pemasangan baliho berukuran 3 x 2,5 meter di sisi jalan menuju Perumahan Taman Jimbaran bertuliskan Desa Adat Jimbaran Konsisten Menolak Reklamasi, Batalkan Perpres No 51 tahun 2014.

Nyoman Sudana, Koordinator Aksi Pemasangan Baliho dan Pengibaran bendera menjelaskan aksi tersebut adalah untuk terus mengingatkan kepada pemerintah untuk segera menghentikan rencana untuk menolak reklamasi Teluk Benoa. “Sebagai pemuda pesisir kami tidak akan mundur dan terus konsisten menolak reklamasi Teluk Benoa. Kami akan terus mengawal sikap desa adat dan terus menyuarakan penolakan reklamasi Teluk Benoa sampai Perpres Nomor 51 Tahun 2014 dibatalkan” Ujar pemuda yang akrab dipanggil Man Brewok tersebut.

Terkait dengan pengibaran bendera ForBALI menurut Ketua Paguyuban PETIR menjelaskan pengibaran tersebut selain untuk menunjukkan sikap tolak reklamasi Teluk Benoa juga menjadi simbol perlawanan terhadap individu-individu yang berupaya membenturkan Pasubayan Desa Adat Bali Tolak  Reklamasi Teluk Benoa dengan ForBALI. Upaya adu domba yang sedang disuarakan oleh segelintir orang tersebut  menurutnya adalah upaya untuk memecah belah gerakan tolak reklamasi Teluk Benoa.“Gerakan tolak reklamasi Teluk Benoa akan terus solid dibawah naungan Pasubayan dan ForBALI dan kami akan melawan upaya adu domba ini. Kami tetap konsisten di satu komando dengan Pasubayan dan ForBALI” ujarnya.

Sore harinya, giliran pemuda di Desa Adat Ungasan yang mendirikan baliho tolak reklamasi Teluk Benoa. Pemasangan baliho tersebut dilakukan oleh para pemuda pemuda yang tergabung dalam STT. Widya Santhi Bhakti, Banjar Bakung Sari, Desa Adat Ungasan. Baliho baru berukuran kurang lebih 3 x 4 meter tersebut mereka dirikan di wilayah banjar mereka didepan Kantor Polsek Ungasan.

I Wayan Juliana, yang mengkoordinir kegitan pemasangan baliho tersebut menyampaikan bahwa kegiatan tersebut adalah salah satu bentuk konsistensi pemuda Ungasan dalam perjuangan menolak reklamasi Teluk Benoa. Ia juga menambahkan, “Kami akan terus menggelorakan semangat dalam berjuang membatalkan proyek reklamasi Teluk Benoa bersama-sama Pasubayan Desa Adat dan ForBALI” ujarnya.

Di Desa Adat Legian, Setelah ST. Jaya Dharma, Banjar Legian Kelod dan ST. Wija Adnya, Banjar Pekandelan Legian Tengah mendirikan baliho serta pengibaran panji-panji perjuangan menolak reklamasi Teluk Benoa. ST. Manggala Sunu, organisasi pemuda adat dari Banjar Legian Kaja melakukan kegiatan pendirian baliho serta pengibaran puluhan panji perjuangan diseputaran jalan utama Legian-Kuta yang dimeriahkan juga dengan musik tradisional baleganjur. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh ST. Manggala Wijaya dan SOLID (Solidaritas Legian Peduli) yang menaungi 3 STT se-Desa Adat Legian.

I Gede Wahyu Darmika, Ketua ST. Manggala Sunu saat ditemui disela-sela kegiatan tersebut menyampaikan Kegiatan ini merupakan kesepakatan seluruh STT di Desa Adat Legian untuk terus menggelorakan semangat perjuangan menolak reklamasi Teluk Benoa. “Kami para pemuda di Legian akan terus berjuang membatalkan reklamasi sehingga semangat kami tidak boleh pudar. Kami terus menjaga semangat perlawanan ini sampai reklamasi Teluk Benoa dibatalkan”, tegasnya. rls

 

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *