Intervensi “Spesifik dan Sensitive” Pada Balita Sebagai Upaya Atasi Persoalan Gizi

KataBali.com – Di Indonesia persoalan gizi masih menjadi masalah utama khususnya pada gizi kurang dan stunting (perawakan pendek ), begitu pula di Provinsi Bali prevalensi Gizi kurang sebesar 9.1%, stunting 19.7% dan gemuk 7.2% dimana angka-angka tersebut masih menunjukkan adanya kekurangan gizi di Pulau Bali.

Untuk mengatasi hal itu maka perlu dilakukan intervensi Gizi Spesifik melalui upaya-upaya dalam menanggulangi gangguan secara langsung seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT), monitoring tumbuh kembang balita di posyandu dan imunisasi, selain itu juga harus dilakukan intervensi Gizi Sensitive melalui upaya tidak langsung seperti penyediaan air bersih dan penanggulangan kemiskinan.

Demikian terungkap dalam sambutan Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang dibacakan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta yang juga didampingi oleh Wakil Ketua I Tim Penggerak PKK Provinsi Bali NY. Dayu Sudikerta dalam acara Pelantikan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) dan Seminar Hari Gizi Nasional, bertempat di Grand Inna Bali Beach Hotel, Denpasar, Selasa (14/03).

Dalam sambutannya Gubernur Pastika juga menyampaikan bahwa berdasarkan hasil Survei Diet Total (SDT) tahun 2014, konsumsi sayur dan buah masyarakat masih rendah yaitu 57,1 gram perhari. Hal tersebut masih sangat kurang karena idealnya konsumsi buah dan sayur sebanyak 100 gram setiap kali makan. Konsumsi sayur dan buah-buahan yang belum memadai tersebut akan berpengaruh terhadap suplai vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.

Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Bali telah mencanangkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan focus kegiatan pada tahun 2017 adalah peningkatan aktifitas fisik, konsumsi sayur dan buah setiap hari, cek kesehatan secara rutin, tidak merokok dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin seminggu sekali. Untuk itu, Pastika berharap kegiatan tersebut mendapat dukungan dan perhatian dari seluruh komponen masyarakat, khususnya dalam mengkonsumsi buah dan sayur minimal 100 gram setiap kali makan sehingga perbaikan gizi masyarakat di Bali dapat terus ditingkatkan.

Disamping itu, Pastika juga mengapresiasi atas dilantiknya pengurus DPD Persagi Bali masa bakti 2017- 2021. Ia berharap para pengurus dapat melakukan berbagai upaya dan inovasi dalam perbaikan gizi masyarakat, yang bertujuan menjadikan kualitas hidup manusia yang lebih baik dan produktif menuju masyarakat Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera.

Sementara itu Ketua DPP PERSAGI Dr. Imarto, menyampaikan bahwa tenaga gizi masuk dalam rumpun tenaga kesehatan, dimana dalam UU juga mengatakan bahwa setiap tenaga kesehatan harus memiliki kompetensi dan terdaftar. Untuk itu ia berharap, dengan dilantiknya pengurus yang baru maka, kedepannya akan mampu memfasilitasi para tenaga ahli gizi untuk memperoleh Surat Tanda Registrasi (STR) sehingga seluruh tenaga gizi bisa memiliki sertifikat kompetensi tersebut dan bisa melaksanakan tugas dengan baik.

Selanjutnya Ketua Panitia Acara, melaporkan bahwa berdasarkan hasil forum telah terpilih pengurus DPD Persagi Bali masa Bakti 2017-2021 yang diketuai oleh I Putu Surya Oka. Sedangkan jumlah anggota PERSAGI di Bali adalah sebanyak 950 orang dengan 677 orang yang sudah memiliki STR. Ia juga melaporkan bahwa dalam seminar yang diikuti oleh 250 orang berasal dari mahasiswa POLTEKES Denpasar, Staff Rumah Sakit Sanglah serta masyarakat umum akan menerima sajian materi terkait Terapi Gizi Medis Pada Anak yang akan disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak Dr.dr. I Gusti Lanang Sidiartha dan Manfaat sayur dan buah sebagai makanan fungsional disampaikan oleh Putu Agustini yang merupakan Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Denpasar. jchb

 

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *